Ketua Umum E-Sport Aceh Resmi Dijabat R. Andi Roediprijatna Wiradikoesoema
Font: Ukuran: - +
Reporter : Nora
Ketua Umum Pengurus Besar E-Sport Indonesia (PB ESI) Provinsi Aceh, telah diserahterimakan dari Muhammad Abduh Ras kepada R. Andi Roediprijatna Wiradikoesoema. [Foto: Dialeksis/Nora]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sehubungan dengan bergantinya Kepala Badan Intelijen Negara Daerah (Kabinda) Aceh maka secara Ex Officio Ketua Umum E-Sport Aceh juga ikut berganti.
Untuk itu, pada Selasa (25/01/2022) diadakan agenda serah terima jabatan dari pejabat lama kepada pejabat ketua umum yang baru, di Grand Arabia Resto, Banda Aceh.
Jabatan Ketua Umum Pengurus Besar E-Sport Indonesia (PB ESI) Provinsi Aceh, telah diserahterimakan dari Muhammad Abduh Ras kepada R. Andi Roediprijatna Wiradikoesoema.
Acara internal tersebut ikut dihadiri oleh Ketua Harian PB ESI Aceh, Zahlul. Cut Emma Aklima sebagai Sekretaris serta para Wakil Ketua Bidang dan jajaran PB ESI Aceh. Acara itu tetap mengikuti standar protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19.
Untuk diketahui, E-sport adalah singkatan dari Electronic Sport atau Olahraga elektronik, yaitu olahraga yang menggunakan game elektronik sebagai bidang kompetitif, seperti halnya atlet sepak bola ataupun bulutangkis.
Ketum PB-ESI Aceh yang baru, R. Andi Roediprijatna Wiradikoesoema mengatakan akan meneruskan kebijakan dan langkah-langkah yang telah dilakukan untuk mempersiapkan atlet untuk tim atlet Aceh dalam menuju PON XXI Aceh-Sumut, yang akan diselenggarakan pada tahun 2024.
"Atlet yang berasal dari Aceh di luar daerah sangat banyak yang berprestasi dan ini menjadi contoh bagi anak anak muda di Aceh untuk menjadikan olahraga ini sebagai olahraga pilihan yang memiliki nilai positif dengan aturan-aturan permainan tersendiri," jelasnya kepada Dialeksis.com, Rabu (26/01/2022).
Andi berharap PON 2024 mendatang PB ESI Aceh bisa menyumbang 3 emas untuk Aceh.
"E-sport adalah olahraga populer saat ini yang tidak dapat dipandang sebelah mata, atau dianggap hanya sebatas game, ini adalah sebuah industri yang profesional dan potensial," terangnya.
Ia menambahkan, jangan sampai anak Aceh hanya jadi penonton nantinya, tetapi juga harus menjadi bagian dari perkembangan teknologi yang digunakan dalam hal positif dan prestasi. [Nora]