Ketua Perpadi Aceh Minta Bulog Beli Beras Petani di Atas Harga Rp8300/Kg
Font: Ukuran: - +
Reporter : Nora
Ketua DPD Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) Aceh, Dr Darmawan [Foto: dok Dialeksis]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ketua DPD Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) Aceh, Dr Darmawan ikut menanggapi perihal adanya pergeseran stok 800 Ton beras dari Jawa Barat ke Aceh.
Diketahui, sebanyak 40 kontainer berisi 800 ton beras dikirim melalui tol laut dari Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat. Beras tersebut dikirim menuju pelabuhan tujuan di Provinsi Aceh.
Beras sebanyak 800 ton tersebut tujuan pengirimannya ke Meulaboh sebanyak 400 ton, Sigli 300 ton dan Blangpidie 100 ton.
Dr Darmawan menjelaskan, yang dilakukan Bulog itu adalah Movement nasional atau movenas, yaitu suatu proses pemindahan barang dari gudang ke gudang lainnya antar divisi regional.
“Itu bisa dibilang wajar karena stok di gudang Bulog sangat menipis dan bagus dilakukan
dikarenakan selain mengadakan, ia juga saat ini melakukan operasi pasar atau Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH),” kata Darmawan saat diwawancarai Dialeksis.com, Selasa (22/11/2022).
Menurutnya, yang dilakukan Bulog itu tidak salah, tetapi alangkah lebih baik Bulog itu mengambil upah transpor yang dilakukan untuk pemindahan barang itu ditambahkan kepada pembelian harga beras yang diproduksi oleh petani di Aceh.
“Sekarang produksi di petani kita tidak kurang dan kualitasnya juga bagus, kemana dibawa stok itu,” ungkapnya.
Saat ini, kata dia, Bulog memiliki ketetapan harga pembelian pemerintah yaitu Rp8300/Kg. Seharusnya jangan lagi membeli di harga Rp8300, hal itu mengingat kini semua harga-harga lain sudah tinggi seperti BBM naik, pupuk subdisi tinggal sedikit, kenapa hasil panen petani tidak naik.
“Walaupun head harga beras HPP itu Rp13.300/Kg untuk Aceh atau Sumatera kecuali Lampung. Tetapi kita hanya mampu dibeli Rp8300/Kg, saya rasa itu sudah tidak wajar harganya,” ungkapnya.
Tetapi, lanjutnya, sebulan terakhir ini setelah rapat dengan Kementerian ada kebijakan fleksibitas harga, jadi Bulog dengan ketentuan tertentu dapat membeli hasil panen atau beras dengan harga di atas.
“Di Pulau Jawa bahkan saya dengar dibeli dengan harga Rp9700/Kg. Tapi di Aceh saya konfirmasi ke Bulog harganya Rp9600, namun di Aceh harga Rp9600 kita coba konfirmasi buat kontrak belum terjalin sampai hari ini yang waktunya hampir sebulan berjalan,” ungkapnya lagi.
Seharusnya, kata dia, harga Rp9600/Kg dibeli dari petani akan banyak keuntungan yang dirasakan masyarakat, jadi dengan harga tinggi maka membuat giat dan gigih petani itu bisa meningkat untuk memproduksi dan loyalitas kepada Bulog semakin tinggi. (Nor)