Ketua Ismi Aceh: Pemimpin Lakukan Pengawasan, Lonjakan defisit Tidak Terjadi
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh – Ketua Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) Aceh, Nurcholis sebut jika pemimpin melakukan pengawasan terhadap anggaran, tentu tidak terjadi lonjakan Anggaran Pendapatan Belanja Kabupaten (APBK) di Nagan Raya yang mencapai Rp76 miliar.
“Tidak mungkin kalau pemimpin bisa melakukan pengawasan secara baik dan benar terhadap program anggaran, ataupun dia bisa mengatur anggaran, tentunya tidak terjadi defisit seperti ini,” kata Nurchosis saat dihubungi dialeksis.com, Sabtu (11/7/2020).
Menurutnya, seorang pemimpin dapat mengelompokan yang prioritas dan tidak. Ia juga mengatakan, beberapa program yang tidak di realisasi, untuk tidak dimasukkan menjadi defisit.
“Artinya tahun pertama kan sudah terjadi defisit, jadi untuk tahun kedua sudah bisa diminimaslisir. Jika memang program tersebut tidak direalisasi,” ujarnya.
Ia menyebutkan, jika terus terjadi defisit seperti ini, menurutnya pemimpin masih kurang mengawasi terhadap tim-tim kerja dalam kontelasi penyusunan anggaran setiap tahun di pemerintahan daerah.
“Kalau memang masih terjadi defisit seperti, bisa dikatakan memang pemimpin kurang mengawasi,” ungkap Nurcholis.
Nurcholis juga memberikan solusi dalam mengawatasi defisiti yang terjadi. Pertama, mengejar PAD. Artinya pendapat yang tidak bisa diprediksi dan menjadi tanggung jawab daerah harus membuka secara transparan.
“Harus transparan. Post-post anggran PAD nya itu dimana. Mungkin hari ini belum maksimal. Namun ditargetkan menjadi maksismal dan harus dijadikan kesepakatan antara eksekutif dan legislatif,” sebutnya.
Kedua, ia mengatan, program-program harus dirasionalisasi. Artinya program yang ada harus segera dipacu.
“Karena program yang sudah dipersiapkan mereka itu sudah memprediksi uangnya dari mana. Masa setiap tahun terjadi defisit,” pungkasnya.(IDW)