kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Ketua IDI Aceh: Testing 75000 Test/Minggu, Agar Capai Kondisi Real Epidemiologi

Ketua IDI Aceh: Testing 75000 Test/Minggu, Agar Capai Kondisi Real Epidemiologi

Jum`at, 27 Agustus 2021 19:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : fatur

Ketua Ikatan Dokter Indonesia Provinsi Aceh, Safrizal. [Foto: Ist]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Beberapa wilayah di Aceh berstatus zona merah, dan orange dan 2 (Dua) wilayah di Aceh berstatus kuning. 

Mendapat hal tersebut Dialeksis.com, Jumat (27/08/2021) menghubungi Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Aceh, Safrizal untuk diwawancara via Whatsapp.

Update data Covid-19 Provinsi Aceh. [Foto: Ist]

Dirinya mengatakan, kasus covid-19 di Aceh saat ini. kami dari IDI adalah ini merupakan fenomena gunung es.

“Dimana yang terlihat di permukaan hanya sebagian kecil, sementara sebagian besar tidak terdeteksi secara Real (Pemeriksaan PCR), sehingga kewaspadaan tinggi sangat di sarankan di seluruh wilayah Aceh,” ucap Safrizal.

Sementara itu, Kata Safrizal, varian Delta yang di rilis secara resmi telah di temukan di Aceh, dan menjadi salah satu pula kondisi sulit yang kita hadapi.

“Karena varian Delta yang menular sangat cepat dan juga dampaknya yang sangat berat. Apalagi deteksi varian Delta tidak semudah pemeriksaan PCR,” ujarnya kepada Dialeksis.com.

Sehingga, menurut Safrizal, kemungkinan kasus dengan varian Delta pun sudah jauh lebih banyak dari apa yang di rilis beberapa waktu lalu.

“Meski secara nasional zonasi, dibutuhkan menjadi dasar penetapan upaya pembatasan, namun terbukanya Aceh dari daerah sekitar, apalagi perjalanan antar kabupaten praktis tidak ada Barrier, maka real kasus sangat mungkin zonasi di Aceh lebih dari yang di tetapkan di atas,” ucapnya.

Safrizal menuturkan, dalam Imendagri 31/2021 jelas meminta daerah yang Positively Rate di atas 25% untuk aktif melakukan testing bahkan hingga 15 org/1000 penduduk/minggu.

“Yang artinya, Aceh paling tidak melakukan 75000 test/minggu atau sekitar 10rb test/hari. kalo ini bisa kita capai mungkin gambaran kasus di masyarakat mendekati kondisi real secara epidemiologi,” jelasnya.

Safrizal menyampaikan, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengaris bawahi beberapa upaya yang harus di lakukan pemerintah menghadapi ini, yaitu:

1. Lakukan penegakan PPKM sesuai level. ini sangat jelas termasuk upaya penegakan hukum bagi yang melanggar.

2. Tingkatkan testing, kalo perlu buka sebanyak-banyaknya pusat testing, di berbagai tempat termasuk Drive Thru.

3. Gerakan seluruh kekuatan untuk serentak dan terus menerus melakukan edukasi kepada masyarakat termasuk Ulama, Akademisi, maupun Influencer.

4. Buka pusat isolasi terpadu, dan sedapat mungkin jnilah tempat isolasi bagi yang bergejala ringan atau pun tanpa gejala.

5. Persiapkan bila kemungkinan terburuk terjadi di Aceh, termasuk pusat rawatan, obat, Tenaga Kesehatan/Medis (Nakes), oksigen dan lain-lain.

6. Mulai melakukan pembatasan mobilisasi atau pergerakan masyarakat dari daerah zona merah atau oranye ke daerah kuning.

7. Mengupayakan kemampuan daerah secepatnya untuk dapat Estabilish melakukan deteksi varian virus Sarcov-2.

8. Meminta masyarakat jujur pada kondisi diri dan keluarga, bahkan begitu mengalami gejala lebih baik menduga kita positif sampai dibuktikan tidak dengan melakukan upaya pemeriksaan ke dokter dengan tujuan menghindari meluaskan penyebaran. [ftr]

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda