kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Ketua IDI Aceh: Kematian Tenaga Medis di Aceh Tanda Covid Pada Titik Kritis

Ketua IDI Aceh: Kematian Tenaga Medis di Aceh Tanda Covid Pada Titik Kritis

Rabu, 02 September 2020 22:45 WIB

Font: Ukuran: - +




[Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Aceh Dr dr Syafrizal Rahman, M.Kes,SpOT, Foto: Ist]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kejadian piluh dirasakan masyarakat Aceh atas meninggalkan seorang dokter bernama dr Imai Indra, Sp.An, almarhum menjadi salah satu korban keganasan virus Corona atau COVID-19 di Aceh, Rabu (2/9/2020). 

Meninggalnya sang dokter Indra pahlawan kesehatan, mendapat respon dari Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Aceh Dr dr Syafrizal Rahman, M.Kes,SpOT saat dihubungi dialeksis.com (02/09/2020),"IDI wilayah aceh merasa sangat kehilangan atas meninggalnya dr Imay Indra SpAN yang telah mendedikasikan hidupnya merawat pasien covid meskipun akhirnya beliau harus menyerahkan nyawanya untuk ini semua," ungkap Safrizal bernada sedih saat diujung ditelpon seluler.

Menurut dirinya, kematian dr Imay secara nasional tercatat sebagai kematian ke 103 dokter serta melengkapi penderitaan lebih 200 tenaga medis yang sudah terinfeksi oleh covid-19 di Aceh. 

Ia menegaskan kepada semua orang tanpa terkecuali, kondisi ini memperlihatkan bahwa pandemi di Aceh sudah sangat mengkhawatirkan, lonjakan kasus yang terus terjadi menyebabkan kemungkinan medis tertular akan semakin besar.

Ketika ditanyakan solusi mengatasinya, Safrizal menjelaskan upaya konkrit dari hulu ke hilir, langkah preventif hingga kuratif harus segera secara serentak di lakukan. Kondisi Aceh sangat mengkhawatirkan bahkan mereka dari kacamata mereka yang berada di luar Aceh. 

"Bersatunya para pemimpin di Aceh adalah kunci utamanya, melawan pandemi ini harus bersatu. Strategi jelas dan di sampaikan ke masyarakat agar bisa ikut berpartisipasi," harapnya. 

Selain itu Safrizal menerangkan, langkah konkrit yang harus di ambil adalah menurunkan kasus dengan memutus rantai penyebaran melalui pembatasan gerak manusia sebagai host utama virus. Kemudian lakukan pencarian kasus secara aktif, isolasi mereka yang positif dengan pengawasan. 

"Hari ini kita sudah di titik yang cukup kritis, keyakinan IDI Aceh kasus real di masyarakat jauh lebih besar dan terus bertambah setiap harinya karena masyarakat memang belum teredukasi dengan baik terkait covid ini," tutupnya. 

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda