kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Ketua Dekranasda Beri Semangat Pelaku UMKM Aceh Tamiang

Ketua Dekranasda Beri Semangat Pelaku UMKM Aceh Tamiang

Rabu, 25 Agustus 2021 14:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Aceh Dyah Erti Idawati. [Foto: Ist]


DIALEKSIS.COM | Aceh Tamiang - Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Aceh Dyah Erti Idawati, mengunjungi salah satu pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Desa Paya Bedi, Dusun Bakti, Kecamatan Rantau, Kabupaten Aceh Tamiang, Selasa (24/08/2021).

Kedatangan Istri Gubernur Aceh itu untuk menyemangati para pelaku UMKM agar terus bertahan dan tetap optimis di tengah gempuran pandemi Covid-19.

“Tetap semangat, jangan pantang menyerah, Insya Allah ada hikmahnya dari semua peristiwa ini,” katanya.

Salah satu UMKM yang dikunjungi Dyah adalah usaha mebel milik Aspan Effedy. Pria kelahiran 52 tahun silam itu memproduksi mebel dengan konsep pemanfaatan dari sumber daya alam di daerahnya.

Berbekal ilmu perabotan dasar. Aspan menekuni industri perabotan rumah tangga dengan desain unik menggunakan material kayu limbah dari kebun dan sisa dari pemotongan kayu atau pembangunan rumah warga di kampung sekitarnya. Bahan kayu yang dimanfaatkan juga cukup unik yaitu akar dan dahan pohon yang lazimnya tidak digunakan untuk pembuatan mebel.

“Kayu yang kami gunakan akar dan dahan unik, biasanya kayu jati, sungki, merebo, dan tempinis. Kami membuat mulai dari meja, kursi, dan tempat bunga,” kata Aspan.

Aspan mengaku, ia baru menggeluti Industri mebel itu bermula saat ia menonton proses pembuatan mebel dari akar kayu dari salah satu platform media sosial, sehingga membuat ia mendalami bidang itu hingga sudah dua tahun lamanya.

“Dahulu pertama kali kita coba dengan kayu gelondongan, tapi susah sekali laku.

Kemudian kita lihat Youtube lalu coba bikin dengan bahan unik dari akar dan kayu yang unik, lalu kita kembangkan,” ungkapnya.

Ia menuturkan, pada awal merintis usaha mebel tersebut ia memiliki 2 karyawan lantaran banyak pelanggan di daerahnya yang berminat dengan mebel hasil karyanya. “Sebelum pandemi pesanan lumayan, cukup lah untuk menggaji 2 karyawan, namun setelah pandemi sudah susah bahkan dalam 1 bulan bisa cuman 1 yang pesan,” ujarnya.

Meski tergolong baru dalam industri mebel dan baru dipasarkan di wilayah Aceh Tamiang, Langsa dan Peureulak saja, namun ia menjamin produk mebel kayu buatannya itu berkualitas dan bagus.

Untuk harga set perabotan karya Aspan seperti tempat bunga dihargai mulai dari 250 ribu untuk ukuran kecil hingga 500 ribu untuk ukuran besar. Untuk set meja dan kursi dihargai dari 1.5 sampai 2 juta. (*)

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda