Beranda / Berita / Aceh / Ketua BFLF: Ayah Harus Jadi Cinta Pertama dan Inspirasi Anak

Ketua BFLF: Ayah Harus Jadi Cinta Pertama dan Inspirasi Anak

Kamis, 14 November 2024 11:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Ketua Umum Yayasan Blood For Life Foundation (BFLF) Michael Octaviano. [Foto: Dokumen untuk dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ketua Umum Yayasan Blood For Life Foundation (BFLF) Michael Octaviano, mengatakan bahwa hari Ayah bukan sekadar peringatan, tetapi momen refleksi bagi seluruh ayah di Indonesia, khususnya di Aceh. 

Michael menyoroti betapa pentingnya kehadiran ayah dalam kehidupan anak, yang sering kali diabaikan dalam kesibukan sehari-hari.

"Hari Ayah ini adalah momen bagi kita semua, terutama para ayah di Aceh, untuk lebih berperan aktif dalam kehidupan anak-anak kita. Jangan sampai anak-anak kita, terutama yang perempuan, merasa kehilangan figur ayah meski mereka masih hidup bersama," ujar Michael kepada Dialeksis.com, Kamis (14/11/2024).

Diketahui, Hari Ayah Nasional yang jatuh pada 12 November. Berbeda dengan Father's Day yang diperingati secara global, Hari Ayah Nasional di Indonesia memiliki makna khusus.

Michael Octaviano mengungkapkan keprihatinannya terhadap fenomena banyaknya ayah yang lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah, seperti di warung kopi, daripada bersama keluarga mereka.

Ia menekankan bahwa kehadiran fisik dan emosional ayah sangat penting, terutama bagi anak perempuan, yang melihat ayah sebagai cinta pertama mereka.

"Ayah harus menjadi cinta pertama bagi anak-anak perempuan kita. Kita harus menjadi sosok yang mereka kagumi, pelindung yang selalu ada, dan inspirasi bagi mereka untuk menatap masa depan," tutur Michael. 

Menurutnya, ayah yang hadir dan terlibat aktif dalam kehidupan anak-anak dapat membangun rasa percaya diri dan keberanian mereka untuk menghadapi tantangan hidup.

Di tengah masyarakat Aceh, di mana budaya patriarki masih cukup kuat, sering kali peran ayah terbatas pada penyedia kebutuhan materi.

Namun, Michael menegaskan bahwa peran ayah tidak boleh berhenti di situ. Ayah harus mampu menjadi sosok yang bisa diajak berbicara, berdiskusi, dan bahkan bercanda dengan anak-anaknya. Kehadiran ayah secara emosional sangat penting untuk perkembangan mental dan karakter anak.

"Banyak anak yang merasa memiliki ayah, tetapi mereka merasakan ketiadaan kehadiran seorang ayah yang sesungguhnya. Mereka butuh sosok yang bisa berbicara, mendengarkan, dan memberikan inspirasi. Jangan sampai kita hanya menjadi penyedia materi, tapi tidak memberikan cinta dan perhatian," jelas Michael.

Ia mengajak para ayah untuk lebih meluangkan waktu dan memberikan perhatian kepada anak-anak mereka.

Kehadiran secara fisik dan batin, menurutnya, adalah kunci untuk membesarkan anak-anak yang percaya diri dan berani menghadapi masa depan.

"Mari kita sediakan waktu untuk hadir dalam kehidupan anak-anak kita. Bukan hanya hadir secara fisik, tetapi juga secara emosional. Jadilah sosok yang bisa mereka banggakan dan jadikan panutan. Selamat Hari Ayah, dan teruslah menjadi ayah yang sesungguhnya," tutup Michael. [nh]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda