Kabid Politik Dalam Negeri Kesbangpol Aceh, Drs. Arsyi (sebelah kiri staf ahli Bupati Bidang Ekonomi dan Keuangan Pemkab Pidie Jaya, Drs. Jailani) saat mengikuti acara pembukaan kegiatan penguatan kapasitas politik perempuan dan kaum marginal di Kabupaten Pidie Jaya, Senin, (2/3/2020). Foto: Ist

DIALEKSIS.COM | Pidie Jaya - Kepala Bidang Politik Dalam Negeri Kesbangpol Aceh Drs. Arsyi menjelaskan pelaksanaan kegiatan penguatan kapasitas politik perempuan dan kaum marginal bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan politik perempuan sehingga mempunyai hak yang sama serta dilindungi oleh kebijakan ditingkat nasional dan lokal (Aceh).

"Kita ingin mendorong dan memotivasi perempuan agar dapat mengambil peran aktif (sebagai subjek) dalam pembangunan perdamaian yang berjalan di Aceh saat ini. Upaya keterlibatan ini dapat dimulai dari level Gampong," terang Drs. Arsyi seusai acara Penguatan Kapasitas Politik Perempuan dan Kaum Marginal yang digelar di Aula Kesbangpol Pidie Jaya, Senin, (2/3/2020).

Dia melanjutkan upaya tersebut diharapkan menjadi bagian dalam persiapan perempuan menghadapi pemilu ke depan dan meningkatkan jumlah keterwakilan perempuan dalam legislatif baik DPRK atau DPRA. 

"Saat ini masih ada 1 orang perwakilan perempuan dari 25 kursi di DPRK Pidie Jaya. Semoga ke depan jumlah perempuan bisa bertambah," kata Drs. Arsyi.

Untuk itu, sambungnya, Kesbangpol Aceh berusaha memberdayakan kaum perempuan dan melakukan jauh hari sebelum pemilu. 

"Caranya adalah memberikan pemahaman dan mendiskusikan strategi-strategi yang dapat ditempuh untuk menggalang dukungan dan kepercayaan masyarakat tentang kepemimpinan perempuan," ucap dia.

"Pembangunan berkelanjutan wajib melakukan pemberdayaan sumber daya manusia, dan itu termasuk perempuan," tutup Drs. Arsyi.

Seperti yang telah diwartakan media ini sebelumnya, Kesbangpol Aceh bekerjasama dengan Kesbangpol Pidie Jaya menggelar kegiatan Penguatan Kapasitas Politik Perempuan dan Kaum Marginal di Kabupaten Pidie Jaya. Kegiatan ini dihadiri oleh 45 dari perwakilan organisasi, aktifis perempuan, dan unsur lainnya di lingkungan Kabupaten Pidie Jaya. (Im)