Kepala OJK Aceh: Pertumbuhan Bank Aceh Syariah Sehat
Font: Ukuran: - +
Reporter : Akhyar
Kepala OJK Aceh Yusri. (Foto: Ist /Net)
DIALEKSIS.COM | Aceh - Publik menilai Bank Aceh Syariah masih kurang berhasil. Karena orientasinya yang masih cenderung ke arah kredit-kredit PNS, dan dianggap tak memedulikan sektor UMKM.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Aceh, Yusri mengatakan, secara umum Bank Aceh Syariah sehat. Dilihat dari segi Good Corporate Governance (GCG) atau tata kelolanya, Bank Aceh merupakan perbankan yang tergolong tumbuh.
“Dari trend-nya tumbuh. Memang tidak terlalu besar. Karena kemampuannya yang jika dibandingkan dengan BSI misalnya yang permodalannya disupport pusat,” ujar Yusri kepada reporter Dialeksis.com, Kamis (13/10/2022).
Adapun mengenai orientasi Bank Aceh yang disebut hanya untuk kredit PNS, menurut Yusri, keadaan tersebut adalah hal yang lumrah. Karena di seluruh Indonesia, dimana-mana BPD pangsa pasarnya adalah PNS.
Hanya saja, kata dia, pihak OJK Aceh juga turut mendorong, semisal mengajak masuk ke sektor UMKM atau ke sektor-sektor lain yang kira-kira lebih mendeliver adanya kesempatan kerja.
Menurut perkiraan Kepala OJK Aceh itu, Bank Aceh akan tumbuh terus. Pihaknya juga malah mendesak agar Bank Aceh tumbuh 15 persen.
Agar tata kelola perbankan Bank Aceh semakin baik, Yusri mendorong supaya Bank Aceh mau masuk ke sektor-sektor yang sifatnya produktif.
Untuk itu, kata dia, pihak Bank Aceh harus menyiapkan SDM-SDM yang mumpuni. Semisal untuk masuk ke sektor perkebunan sawit, maka harus ada orang yang betul-betul mengerti sawit. Atau masuk ke sektor industri juga harus ada orang yang mengerti industri.
“Kalau cuman komposisi kredit konsumtif yang tumbuh, tentunya nggak akan bisa bersaing nanti. Di Aceh tidak ada bank konvensional. Artinya porsi-porsi yang ditinggalkan oleh konvensional, Anda harus masuk ke situ. Caranya masuknya, siapkan SDM tenaga kerja,” pungkasnya
Sejauh Litbang Dialeksis.com, Bank Aceh Syariah pada dasarnya sudah menuju ke arah yang lebih baik.
Semisal pada tahun 2019, kinerja Bank Aceh menunjukkan trend pertumbuhan positif. Pada periode 31 Oktober 2019 Pencapaian total aset Bank Aceh telah menembus angka Rp25,7 Triliun dibandingan 31 Oktober 2018 sebesar Rp23,8 Triliun, Dana Simpanan Pihak Ketiga (DPK) tumbuh dari Rp. 21 triliun pada Oktober 2018 menjadi Rp22,5 Triliun pada Oktober 2019 dan pada saat bersamaan, pertumbuhan pembiayaan yang disalurkan mencapai sebesar Rp13,7 Triliun dari Rp12,7 Triliun. Sementara itu pencapaian laba sebelum pajak sebesar Rp451 milyar pada 31 Oktober 2019.
Masih di tahun yang sama, Bank Aceh berhasil mendapatkan penghargaan Padmitra Award 2019. Padmamitra merupakan penghargaan tertinggi dari Kementerian Sosial RI.
Berangkat ke tahun 2022, Bank Aceh berhasil meraih Top BUMND Award dan Indonesia Sharia Finance Award 2022.
Kemudian, Bank Aceh juga dianugerahi penghargaan sebagai bank terbaik berdasarkan kelompok bank modal inti (KMBI) 1. Anugerah ini didapatkan dalam dalam acara Infobank Award ke-27.
Bank Aceh mendapatkan predikat “SANGAT BAGUS” dalam kategori bank dengan modal inti di bawah Rp6 triliun. Manajemen Bank Aceh dinilai cakap mengakselerasikan bisnis meski mengalami tekanan akibat pandemi Covid-19.(Akhyar)