Kepala BMKG Malikussaleh Aceh Utara: Potensi Gempa di Aceh Memicu Risiko Tsunami
Font: Ukuran: - +
Reporter : Auliana Rizky
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Wilayah Aceh memiliki potensi gempa yang perlu diwaspadai dan masyarakat harus tetap siaga.
Hal itu disampaikan Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Aceh Utara, Ns. Mulyadi dalam diskusi bertemakan “Potensi Gempa di Aceh” yang disiarkan RRI Lhokseumawe di kanal YouTubenya, Kamis (28/7/2022).
"Bencana gempa merupakan risiko atau potensi yang terjadi di wilayah Aceh. Terdapat beberapa lempeng di bawah wilayah Aceh terutama Pidie, Bireuen, dan Lhokseumawe," tutur Mulyadi.
Ia mengimbau masyarakat kabupaten Aceh Utara untuk tetap siaga terhadap berbagai bencana.
Lanjutnya, di bulan Juni ada sedikit goyangan di Lhokseumawe walaupun kecil namun ada. Harapannya masyarakat tetap siaga terhadap potensi gempa ke depan. Apapun juga bisa dilakukan terhadap bencana ke depannya misalnya sedang terjadi gempa, tidak boleh panik.
Sementara itu, Kepala Bidang Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Malikussaleh Aceh Utara, Siswanto menyampaikan, memang di wilayah Aceh ini memiliki potensi khususnya bencana gempa bahkan yang diikuti oleh tsunami sangat besar. Akibatnya karena pergerakan lempeng eurasia dengan pertumpukan dengan lempeng pasifik (lempeng besar).
Tetapi beberapa segmen patahan sekitar di Aceh yaitu Pidie, Bireuen, dan Lhokseumawe. Namun segmen besarnya khususnya memicu gempa bumi daratan ada segmen Aceh dan Seulimum.
“Ini juga sangat besar sekali potensinya dalam kejadian gempa bumi khususnya daerah daratan gempa bumi Aceh,” ucapnya .
Ia menambahkan, ada juga segmen lainnya antara pelurusan segmen Aceh dengan Seulimum yang membentuk satu segmen Tripa di mana masing-masing segmen ini mempunyai historis gempa bumi yang cukup besar.
"Misalnya seperti segmen yang ada di Pidie pada tahun 7 Desember 2016 di wilayah Aceh merasakan gempa dengan kekuatan 6,5 SR. Ini cukup besar dampaknya bagi Pidie dan Bireuen juga," tuturnya.
Tidak hanya itu, kegiatan sosialisasi pada masyarakat dan upaya mitigasi struktural terkait upaya pembangunan rumah atau gedung lainnya yang tahan gempa bumi juga perlu dilakukan.
“Membangun toko atau rumah bisa disesuaikan dengan kearifan lokal sendiri di Aceh,” pungkasnya. [AU]