Kelangkaan Minyak Goreng, Blue Print Pemanfaatan dan Pengelolaan SDA Sangat Penting
Font: Ukuran: - +
Reporter : fatur
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Permasalah kelangkaan minyak goreng ini menjadi suatu hal yang harus segera diselesaikan oleh pemerintah, khususnya di Aceh.
Penggiat Ekonomi SyariaH, Reza Hendra Putra SH mengatakan, permasalahan kelangkaan minyak ini menjadi suatu hal yang mendasar yang ada saat ini. “Sedangkan kita ketahui bersama, Aceh merupakan salah satu wilayah dengan perkebunan sawit yang luas,” ucapnya kepada Dialeksis.com, Jumat (4/2/2022).
Kemudian, Dirinya menjelaskan, seharusnya dengan SDA yang ada di Aceh saat ini saat permasalahan saat ini bisa terselesaikan atau sangat Kontras.
“Jadi harus ada MoU khusus terhadap SDA (Sawit) di olah menjadi minyak siap jadi atau konsumsi masyarakat. Dengan cara misalnya mengolah didaerah lain, kemudian dibawa ke Aceh dengan MoU, sehingga permasalahan ini bisa terselesaikan, itu jangka pendek,” jelasnya.
Selanjutnya, Dia menyebutkan, bahwa jika melihat HET saat ini Rp 11.500 itu harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat ataupun pedagang agar tak ada pihak yang dirugikan. Disatu sisi, kata Reza, memang bagus sekali HET ini, namun, pemerintah harus melihat terhadap kondisi dilapangan apakah HET tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan yang ada.
“Cuma ya itu tadi, ada beberapa pedagang yang sudah terlanjut membeli dengan harga modal diatas tersebut, secara tidak langsung pedagang sudah merugi. Dalam hal ini kita sanga setuju dengan HET itu, namun pemerintah harus melihat secara luas sebelum menentukan HET,” sebutnya.
Reza menambahkan, harus segara ada solusi terkait hal ini. “Mau itu secara kelangkaan minyak goreng, HET terhadap pedagang, ataupun jangka panjang dalam menstabilkan stok minyak goreng, terutama untuk Aceh harus juga membuat SDA (Sawit) yang melimpah di Aceh untuk kesejahteraan Aceh, harus ada blue printnya untuk jangka panjang,” pungkasnya. [ftr]