Sabtu, 07 Juni 2025
Beranda / Berita / Aceh / Kekhidmatan Idul Adha Tarekat Syattariyah di Nagan Raya

Kekhidmatan Idul Adha Tarekat Syattariyah di Nagan Raya

Jum`at, 06 Juni 2025 09:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Jamaah Tarekat Syattariyah di Aceh shalat Idul Adha, 5 Juni 2025. Foto: dok. istimewa


DIALEKSIS.COM | Nagan Raya - Ribuan jamaah pengikut Tarekat Syattariyah pimpinan Abu Habib Muda Seunagan memadati Masjid Jamik Abu Habib Muda Seunagan di Gampong Peuleukung, Kecamatan Seunagan Timur, Kabupaten Nagan Raya, pada Kamis pagi (5/6/2025). Mereka melaksanakan Shalat Idul Adha 1446 Hijriah dengan penuh kekhusyukan dan kehidmatan.

Shalat berjamaah dipimpin langsung oleh Abu Said Kamaruddin bin Abu Habib Qudrat, selaku imam sekaligus pemegang amanah tarekat yang diwarisi dari ulama besar Aceh tersebut. Sementara itu, Bupati Nagan Raya, Teuku Raja Keumangan (TRK), bertindak sebagai khatib.

Gelombang jamaah telah memadati kompleks masjid sejak malam sebelumnya. Mereka berasal dari berbagai penjuru Aceh, seperti Aceh Barat, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Pidie, Pidie Jaya, Aceh Jaya, hingga Gayo Lues. Selain mengikuti takbir dan zikir semalaman, jamaah juga sengaja datang lebih awal untuk melaksanakan shalat Idul Adha, yang menurut penetapan mereka jatuh pada Kamis, berbeda dengan jadwal pemerintah (Jumat, 6 Juni 2025).

"Penetapan 10 Dzulhijjah oleh kami didasarkan pada hisab dan rukyat para ulama tarekat serta hasil musyawarah pimpinan dayah. Ini merupakan tradisi yang telah lama kami jaga," jelas Abu Said usai menunaikan shalat.

Menyikapi membludaknya jamaah, panitia menyiapkan tenda-tenda di halaman masjid. Usai shalat, penyembelihan hewan qurban pun segera dilaksanakan di sekitar lokasi masjid.

Merespons perbedaan waktu pelaksanaan Idul Adha ini, Ketua PW GP Ansor Aceh, H. Azwar A. Gani (Baginda), mengajak semua pihak bersikap arif dan saling menghargai.

“Perbedaan itu merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Mayoritas masyarakat Aceh, termasuk dayah-dayah, mengikuti penetapan pemerintah bahwa 10 Zulhijjah jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025. Namun, kita tetap saling menghargai, apalagi jika penetapan lain merupakan hasil musyawarah ulama dalam tarekat yang memiliki sanad keilmuan yang jelas,” ujar Baginda.

Ia menegaskan, ukhuwah dan toleransi dalam bingkai keberagaman praktik keagamaan merupakan salah satu kekuatan masyarakat Aceh yang harus terus dijaga, terlebih oleh para santri dan Nahdliyin.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI