Beranda / Berita / Aceh / Kebutuhan Pasar Ekspor Tinggi, Bahan Baku Tak Mencukupi

Kebutuhan Pasar Ekspor Tinggi, Bahan Baku Tak Mencukupi

Selasa, 07 Desember 2021 12:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : fatur

Managing Director, PT Yakin Pasifik Tuna, Almer Havis. [Foto: Ist]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Tingginya permintaan bahan baku, ikan, daging, ataupun persiapan untuk akhir tahun meninggi sejak awal bulan November kemarin, dalam hal ini permintaan-permintaan tersebut ternyata juga sangat tinggi di luar negeri.

Managing Director, PT Yakin Pasifik Tuna, Almer Havis mengatakan, permintaan naik sebenarnya, karena akhir tahun ini konsumsi dibeberapa negara mereka banyak acara tahun baru.

“Permintaan meningkat, Cuma sekarang kesulitannya ekspor Konteiner itu lagi agak sulit, jadi rebutan, kadang jadwalnya kosong kadang jadwalnya full, jadi di bulan desember ini, solusi sementara kita pengiriman itu menggunakan pesawat atau jalur udara untuk mencukupi permintaan diluar negeri, dan pesawat juga penuh, jadi kita antri dan kita pecah beberapa kali pengiriman,” ucapnya kepada Dialeksis.com, Selasa (7/12/2021).

Dirinya menyebutkan, untuk sekali pengiriman biasanya itu mencapai angka 1,5 Ton sampai 2 Ton.

“Dan itu tujuan langsung ke Jepang, dan juga masalah yang lain itu adalah bahan baku yang juga lagi sulit di Aceh,” sebutnya.

Almer mengatakan, walaupun ada bahan baku yang masuk ke kita, tapi itu juga tidak mencukupi kebutuhan untuk memenuhi pasar.

“Belum lagi kita bicara ekspor ke Amerika (USA), itu saja masih belum cukup,” sebutnya.

Kemudian, Almer menyampaikan, sampai saat ini juga masih belum ada solusi sama sekali, mau itu dari pemerintah ataupun lainnya. “Karena ini kondisinya secara nasional, jadi tidak hanya di Aceh saja,” kata Almer.

Almer mengatakan, hasil tangkapan ikan di Indonesia saat ini pun juga menurun lebih kurang mencapai 23/24 Persen. “Karena ini mungkin faktor cuaca sepanjang tahun 2021, dan ini seluruh Indonesia,” ujarnya.

Sebenarnya, Almer mengatakan, untuk saat ini juga kami juga belum ada solusi sama sekali. “Kita juga sebenarnya sudah kena penalty, dan juga kita belum ada solusi lainnya, bahkan kita masih belum tahu harus mengambil bahan baku dimana lagi, karena belum ada dari sumber lainnya,” tambahnya.

Bahkan, kata Almer, untuk memenuhi kuota permintaan di daerah juga masih belum bisa mencukupi juga, ditambah lagi harga ikan yang meingkat 120 Persen.

“Harga ikan domestik, lokal semuanya naik, dibandingkan tahun 2020,” ucap Almer.

Almer merinci, untuk harga ikan cakalang dipasar biasanya itu Rp 10 Ribu sekarang naik Rp 18-21 Ribu per Kgnya, sedangkan Ikan Tongkol ukuran 500 Gram biasanya di harga Rp 6 Ribu sekarang berada di harga Rp 14 Ribu.

“Sebenarnya kami juga tidak terlalu tahu kondisinya seperti ini, jadi untuk saat ini kami melakukan apa yang kami bisa saja untuk memenuhi permintaan pasar, jadi kami tidak ada memantau secara rutinlah kondisi seperti ini,” ungkapnya.

Namun, kata Almer, pabrik terus jalan, dan melakukan apa yang bisa saat ini. “Hal inikan disebabkan karena faktor alam, jadi kami juga masih belum bisa prediksi, terkait kontainer itu mungkin hanya perlu waktu saja, jika permasalahan Covid-19 sudah selesai, mungkin hanya butuh waktu 6-12 bulan untuk recovery semuanya,” pungkasnya. [ftr]

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda