kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Kasus Covid-19 Bertambah Lagi 140 Orang, Masker Intervensi Non Farmasi

Kasus Covid-19 Bertambah Lagi 140 Orang, Masker Intervensi Non Farmasi

Kamis, 17 Juni 2021 20:30 WIB

Font: Ukuran: - +


Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Aceh, Saifullah Abdulgani [Dok. Dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kasus baru Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) bertambah lagi sebanyak 140 orang di Aceh. Pasien yang dilaporkan sudah sembuh bertambah sebanyak 87 orang, dan empat orang meninggal dunia. Sementara itu, WHO merekomendasikan tiga jenis masker yang dinilai efektif mencegah pemaparan virus corona.

Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Aceh, Saifullah Abdulgani secara tertulis kepada awak media massa di Banda Aceh, Kamis (17/6/2021).  

“Masker merupakan salah satu bentuk intervesi non farmasi untuk mencegah terpapar virus corona,” tuturnya. 

Ia mengatakan, masker dapat diimplementasikan dengan biaya minimum tanpa mengubah aktifitas sosial seseorang secara ekstrem. Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan tiga jenis masker yang dinilai efektif memberi perlindungan bagi seseorang dari percikan air liur (droplet) atau dahak orang lain, yakni masker N95, masker medis/bedah, dan masker kain. 

Masker N95, jelas Juru Bicara yang akrab disapa SAG itu,  mampu memfilter setidaknya 95% partikel melayang di udara, menyaring virus, bakteri, jamur, debu serta menghilangkan partikel non-berminyak cair seperti semprotan anti serangga atau minyak wangi. 

Sementara masker medis/bedah yang terbuat dari 3 lapisan bahan non-tenun sintetis memiliki tingkatan filtrasi dan tahan air. Mampu menyaring sekitar 80-85% partikel yang dihirup, katanya mengutip WHO dalam “Buku 2 Pengendalian Covid-19” dari Satgas Penanganan Covid-19 Nasional. 

Masker melindungi hidung dan mulut agar tidak bersentuhan dengan tetesan yang bisa membawa kuman. Masker ini hanya sekali pakai, dengan durasi maksimum 4 jam dan masker harus diganti jika dalam keadaan lembab dan/atau basah. Setelah itu harus dibuang sesuai prosedur pembuangan limbah medis. 

Sedangkan masker kain, lanjut SAG, memiliki efektivitas 50-70%. Bisa dicuci kemudian dipakai kembali. Pemakaian maksimal 4 jam, sehingga disarankan membawa masker cadangan. Masker ini tidak dapat digunakan oleh tenaga kesehatan sebagai alat pelindung diri (APD). 

“Efektifitas perlindungan masker juga ditentukan oleh cara pemakaiannya dengan benar, disiplin dan konsisten,” ujarnya. 

Masker efektif memberi perlindungan dari pemaparan virus corona jika digunakan dengan cara yang benar. Ia memberi petunjuk, jangan menyentuh masker sebelum membersihkan tangan dengan sabun atau han sanitizer, pastikan sisi masker yang berwarna di bagian luar saat dipakai. 

Kemudian, tidak menyentuh bagian dalam masker dan  masker menutup mulut, hidung, dan dagu dengan rapat. Jepit atau tekan bagian atas masker agar mengikuti lekuk pangkal hidung sehingga tidak ada celahnya. Hindari menyentuh masker saat dipakai. 

Selanjutnya, segara ganti masker jika lembab atau basah. Jangan memakai masker lebih dari empat jam. Saat melepas masker dengan memegang bagian tali pengaitnya, dan jangan menyentuh bagi luar atau dalam masker. 

Selanjutnya buang masker bekas ke tempat sampah agar tidak membahayakan bagi orang lain dan mencemari lingkungan. 

“Pemakaian masker yang benar merupakan bentuk ikhtiar, tapi tidak mengabaikan doa kepada Allah SWT agar kita semua terlindung dari virus corona dan marabahaya lainnya,” ujar SAG. 

Data akumulatif 

Lebih lanjut ia melaporkan kasus akumulatif Covid-19 di Aceh, per  17 Juni 2021, yang telah mencapai 17.970 orang. Para penyintas yang sudah sembuh dari Covid-19 sebanyak  13.424 orang. Penderita yang sedang dirawat 3.836 orang, dan kasus meninggal dunia secara akumulatif sudah mencapai 710 orang. 

Data pandemi Covid-19 di atas sudah termasuk kasus positif baru yang dilaporkan bertambah hari ini, yakni konfirmasi positif sebanyak 140 orang, pasien yang sembuh 87 orang, dan penderita meninggal dunia bertambah empat orang. 

Penderita baru Covid-19 yang dilaporkan bertambah meliputi warga Banda Aceh 38 orang, Aceh Besar 19 orang, Aceh Barat 14 orang, Bireuen 13 orang, Aceh Selatan 11 orang, warga Langsa, Lhokseumawe, dan warga Aceh Jaya, sama-sama enam orang. 

Kemudian, warga Sabang lima orang, Aceh Tamiang empat orang, warga Aceh Tenggara, Aceh Utara, dan warga Nagan Raya, masing-masing tiga orang. Berikutnya warga Pidie dua orang, warga Aceh Timur, Bener Meriah, Pidie jaya, dan warga Aceh Barat Daya, sama-sama satu orang. Tiga orang lainnya warga dari luar daerah. 

Sementara itu, pasien Covid-19 yang dilaporkan sembuh bertambah sebanyak 87 orang, yakni warga Banda Aceh 34 orang, Pidie 19 orang, Aceh Tamiang 13 orang, Aceh Barat Daya tujuh orang, Pidie Jaya enam orang, Aceh Singkil lima orang, dan warga Sabang sebanyak tiga orang. 

“Pasien Covid-19 yang meninggal dunia bertambah lagi empat orang, sehingga secara akumulatif sudah mencapai 710 orang meninggal di Aceh,” katanya. 

Para penderita Covid-19 yang dilaporkan meninggal tersebut, lanjut SAG, meliputi warga Banda Aceh sebanyak dua orang, warga Langsa dan Aceh Utara, masing-masing satu orang. 

Lebih lanjut SAG memaparkan data akumulatif kasus probable, yakni sebanyak 833 orang, meliputi 732 orang selesai isolasi, 21 orang isolasi di rumah sakit, dan 80 orang meninggal dunia. Kasus probable yakni kasus yang gejala klinisnya menunjukkan indikasi kuat sebagai Covid-19, jelasnya.  

Sedangkan kasus suspek secara akumulatif tercatat sebanyak 9.540 orang. Suspek yang telah usai isolasi sebanyak 9.302 orang, sedang isolasi di rumah 186 orang, dan 52 orang sedang diisolasi di rumah sakit, tutupnya.[]

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda