DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Marthunis, ST., D.E.A., resmi membuka kegiatan Training of Trainers (ToT) STEM-C yang digelar Universitas Syiah Kuala (USK) bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Aceh. Acara ini berlangsung di Hotel Mita Mulia, Banda Aceh, Kamis (31/7/2025), dan diikuti oleh 20 guru terpilih dari berbagai kabupaten/kota di Aceh.
Dalam sambutannya, Marthunis menegaskan bahwa dunia pendidikan saat ini menghadapi tantangan besar, terutama dalam menyiapkan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter kuat.
“Guru hari ini tidak cukup hanya mengajar ilmu pengetahuan. Mereka harus bisa menginspirasi, menumbuhkan cara berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif pada siswa,” ujar Marthunis di hadapan peserta pelatihan.
Menurutnya, pendekatan STEM-C (Science, Technology, Engineering, Mathematics, and Character) menjadi solusi untuk mengintegrasikan keterampilan abad ke-21 dalam proses pembelajaran.
“STEM-C ini bukan hanya soal teknologi atau sains, tapi juga bagaimana kita menanamkan nilai tanggung jawab, kerja sama, dan rasa ingin tahu pada siswa,” lanjutnya.
Pelatihan yang berlangsung hingga 2 Agustus 2025 ini digelar oleh Fakultas MIPA USK, bekerja sama dengan Bidang Pembinaan SMA dan PKLK Dinas Pendidikan Aceh. Peserta merupakan guru-guru pilihan yang diseleksi langsung oleh Tim Pusat Riset STEM USK.
Ketua panitia kegiatan, Lukman, mengatakan pelatihan ini merupakan bagian dari upaya strategis untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun dan mengimplementasikan pembelajaran berbasis STEM-C.
“Kami ingin guru-guru di Aceh mampu merancang pembelajaran kontekstual dan berbasis proyek yang relevan dengan kehidupan nyata siswa,” jelas Lukman.
Tak hanya itu, Lukman juga menyampaikan bahwa pelatihan ini sekaligus menjadi momen persiapan bagi sekolah-sekolah untuk mengikuti ajang Innovation Government Award (IGA).
“Kami dorong para peserta menjadi duta perubahan di sekolah masing-masing, bahkan bisa mewakili Aceh di level nasional melalui IGA,” ujarnya.
Kegiatan ini diharapkan mampu memberikan dampak nyata bagi peningkatan kualitas pendidikan di Aceh, sekaligus memperkuat kolaborasi antara perguruan tinggi dan pemerintah daerah dalam mendorong transformasi pendidikan yang berkelanjutan. [*]