Kadinsos: Penjual di Bawah Umur dan Peminta-minta Kebanyakan Berasal dari Luar Banda Aceh
Font: Ukuran: - +
Reporter : Sammy
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Kota Banda Aceh), Arie Maula Kafka mengatakan banyaknya kasus eksploitasi anak di bawah umur dengan berjualan dan para peminta-minta atau pengemis kebanyakan berasal dari luar Kota Banda Aceh. Mayoritas mereka berasal dari Aceh Besar.
Namun demikian, pihaknya mencoba menertibkan mereka dengan mengerahkan Satuan Polisi Pamong Praja(Satpol PP) Kota Banda Aceh. Arie menambahkan, saat ini Dinsos Banda Aceh sudah memiliki rumah singgah. Di antaranya anak-anak di bawah umur yang menjadi korban eksploitasi anak dengan modus berjualan buah-buahan.
"Kami yang membina, dan kami juga berkoordinasi dengan Dinsos Provinsi Aceh karena anak-anak ini kan hampir waktunya masuk sekolah. Kita juga harus memastikan nanti di pertengahan bulan ini anak-anak tersebut harus melanjutkan sekolah," ujar Arie Maula Kafka kepada wartawan, Rabu (5/7/2023).
Arie menambahkan, pihaknya bersama Satpol PP Banda Aceh juga terus berusaha melakukan penertiban dan pembinaan. Tugas Dinsos yang bisa dilakukan kata Arie adalah pembinaan. Masalahnya, mereka yang ditangkap bukanlah merupakan penduduk Kota Banda Aceh, tapi mayoritas berasal dari Aceh Besar dan wilayah lainnya.
"Sekarang misalnya ada peminta-minta di Kota Banda Aceh tertangkap, terus diberikan pembinaan di rumah singgah. Kami juga melakukan koordinasi dengan gampong. Terus di kecamatan kita juga punya TKSK (Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan), punya PKH (Program Keluarga Harapan). Tapi yang jadi masalah sekarang kan mereka bukan penduduk Kota Banda Aceh," kata Arie.
Yang bisa dilakukan oleh Dinsos Kota Banda Aceh saat ini kata Arie adalah dengan berkoordinasi dengan Dinsos Aceh Besar atau Dinsos Provinsi Aceh. [sam]