Jubir Pemerintah Covid-19: Penanganan Covid-19 oleh Pemerintah Aceh Sangat Terkordinir, Patut Ditiru
Font: Ukuran: - +
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, dr. Achmad Yurianto. [ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, dr. Achmad Yurianto mengatakan upaya penanganan Covid-19 yang dilaksanakan Pemerintah Aceh sangat terkoordinir dan patut ditiru bagi daerah lain di Indonesia.
Menurutnya, langkah-langkah yang diambil Pemerintah Aceh dalam menekan kurva Covid-19 menjadi landai, merupakan pembelajaran yang baik untuk dapat diikuti. Dikatakan Yuri, peran serta masyarakat menjadi kunci utama dalam kaitan dengan pendalian Covid-19.
"Upaya yang dilakukan secara bersama-sama, terkoordinasi, terkendali dengan baik dan bersifat antisipatif yang dilaksanakan oleh Pemerintah Aceh ini adalah bentuk-bentuk yang bisa kita tiru," kata Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB di Jakarta, Jumat (29/5/2020), yang disiarkan oleh media massa secara nasional.
Ditambahkannya, dalam kondisi pandemi saat ini, semua pihak harus mengenyampingkan berpikir secara sektoral, tidak bertindak secara sendiri-sendiri, dan juga tidak hanya berfikir untuk kepentingan sendiri semata.
"Kepentingan bersama dikerjakan secara serempak dan dilakukan secara terus menerus adalah sesuatu yang penting untuk kita laksanakan sekarang ini," sebutnya.
Dalam kesempatan itu, Yuri meminta kepada peserta yang hadir dalam konferensi pers itu, untuk menyaksikan langkah-langkah penanganan Covid-19, yang disampaikan langsung oleh Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh, Ir. Nova Iriansyah, MT melalui tayangan video.
Nova Iriansyah, dalam paparannya menyampaikan semua keberhasilan yang dicapai Pemerintah Aceh adalah buah kerjasama semua pihak serta kolaborasi yang baik diantara para stakeholder di Aceh.
"Tentu yang terpenting adalah bagaimana pemerintah mengintervensi semua aspek dalam kehidupan sehingga bisa mencegah Covid-19 tersebut," ujar Plt Gubernur Aceh.
Dijelaskan Nova, hal pertama yang dilakukan Pemerintah Aceh dalam menekan kurva Covid-19 di Aceh, sebenarnya sudah diterapkan pula di daerah lain di Indonesia. Hanya saja di Aceh lebih cepat, lebih terpadu dan lebih fokus.
"Seperti memulangkan mahasiswa Aceh yang ada di Wuhan, Hubei, China, yang sudah kita lakukan pada akhir Januari 2020," tuturnya.
Pemerintah Aceh, jauh hari sudah menyediakan sarana dan prasarana penanganan Covid-19, mulai dari pembukaan posko sebagai pusat informasi, penyiapan rumah sakit rujukan, ruang isolasi dan kebutuhan lain dalam penanganan Covid-19, sebelum ada yang terindikasi positif.
Kemudian, sifat masyarakat Aceh juga sangat reaktif dan overprotektif terhadap kesehatan masyarakat. Bahkan, Pemerintah Aceh sempat menerapkan pemberlakuan jam malam selama lima malam, sebelum daerah lain menerapkan wacana PSBB.
Ia tak menampik, pada awalnya masyarakat Aceh kurang yakin dengan adanya Covid-19 di Aceh. Namun, sesudah adanya satu warga positif Covid-19, masyarakat Aceh menjadi lebih antisipatif, waspada dan lebih disiplin dalam mencegah Covid-19.
Dituturkan Nova, Pemerintah Aceh cenderung over reaktif dan maksimal dalam menghadapi kemungkinan outbreak Covid-19. Tak sendirian, langkah pemerintah Aceh itu juga didukung Forkopimda, para Ulama dan Tokoh Masyarakat.
"Pemerintah juga membangun sistem kesiap siagaan petugas hingga ke tingkat desa, yang dikoordinir Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota, sehingga yang dicurigai tidak ada yang lolos sampai terbukti negatif," kata Nova Iriansyah.
Sementara, faktor lain yang ikut mempengaruhi turunnya kurva Covid-19 di Aceh adalah dukungan masyarakat kepada tim medis dan paramedis yang sangat luar biasa.
Semua yang terkait dengan kerja tim medis paramedis dokter ahli mendapat dukungan dari sejumlah lapisan masyarakat terutama aparatur pemerintah baik yang di provinsi maupun kabupaten/kota. Berbagai bantuan disalurkan sebagai bentuk dukungan dan memberi semangat bagi para tenaga medis Covid-19, termasuk bagi keluarga mereka yang menunggu di rumah.
"Saya selaku Plt Gubernur Aceh Ketua Gugus Tugas Covid-19 di Provinsi Aceh, berterimakasih kepada sejumlah komponen masyarakat dan petugas medis yang telah ikut serta menekan angka penyebaran Covid-19 di Aceh," ucapnya.
"Tetapi tentu kita tidak perlu cepat berpuas diri, tidak boleh lalai, dan harus selalu waspada karena potensi terjadinya outbreak masih ada. Masih ada potensi berulangnya wabah ini di masa yang akan datang," tambah Nova Iriansyah.