Jubir Aceh: MoU Helsinki dan HUT RI, Nilai Yang Sakral Bagi Aceh
Font: Ukuran: - +
Reporter : fatur
Juru Bicara Pemerintah Aceh, Muhammad MTA. [Foto: Ist]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Hari kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-76 merupakan euforia masyarakat Indonesia. banyak sekali ekspresi dan tradisi yang dilakukan untuk merayakan HUT RI ke-76.
Adapun Dialeksis.com, Selasa (17/08/2021) menghubungi Juru Bicara Aceh, Muhammad MTA untuk diwawancara mengenai dan menyikapi 17 Agustus.
Dirinya mengatakan, bagi Aceh HUT RI ini berbarengan dengan HUT Perdamaian Aceh (MoU Helsinki).
“15 Agustus hari penandatangan MoU Helsinki dan 17 Agustus hari kemerdekaan RI, artinya, 2 hal ini tentu mempunyai nilai paling sakral bagi nilai-nilai kemanusiaan di Aceh, perang dihentikan dengan berdamai , kemerdekaan RI disambut sebagai jawaban dari konflik berkepanjangan dengan berbagai keistimewaan bagi Aceh dari hasil kompromi perdamaian,” ucapnya.
Kemudian ia menambahkan, ini harus sama-sama dirawat, semua pihak harus berpegang teguh pada hal dan kewajiban apa-apa yang telah disepakati.
“Karena semua kesepakatan itu adalah perjanjian para pihak bagi seluruh rakyat Aceh, harus ditunaikan. Caranya? Bangun komunikasi yang baik, saling menghargai, hindari tindakan-tindakan dan komunikasi yang membangun kecurigaan agar sebuah perjanjian terpenuhi pelaksanaannya,” jelasnya.
Lanjutnya kembali, “Adapun pesan kepada generasi muda millenial, sebagai orang yang pernah merasakan masa-masa muda saat belum berkeluarga, saya hanya bisa berpesan, kepada generasi muda sekarang untuk terus menempa diri menempa diri dengan berbagai disiplin ilmu dan pengetahuan. Karena peradaban yang baik dibangun dengan ilmu pengetahuan, tapi dasarnya yang paling fundamental adalah perkokoh dengan keimanan,” ujarnya.
Muhammad MTA menyampaikan, salam damai, semoga pandemi segera berakhir untuk Aceh maju dan Indonesia bangkit. [ftr]