Beranda / Berita / Aceh / Jika 2019 Persoalan Air Bersih dan Sampah Tak Terentaskan, Aminullah Mundur Saja

Jika 2019 Persoalan Air Bersih dan Sampah Tak Terentaskan, Aminullah Mundur Saja

Senin, 17 September 2018 13:27 WIB

Font: Ukuran: - +

Sekjen MeuSeRAYA, Delky Nofrizal Qutni


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Forum Mahasiswa dan Pemuda Selatan Raya Aceh (MeuSeRAYA - Banda Aceh) mendesak agar persoalan air bersih di Banda Aceh segera dituntaskan sesuai janji pasangan Aminullah-Zainal (A-Z) saat pilkada 2017 silam.

"Kita minta Walikota Banda Aceh jangan terjebak seremonial dan jalan-jalan ke luar saja. Ingat, masyarakat Banda Aceh menunggu realisasi janji terutama persoalan air bersih dan kebersihan kota," ungkap Sekjen MeuSeRAYA, Delky Nofrizal Qutni kepada Media, Minggu 16 September 2018

Hingga saat ini, kata Delky, kondisi air bersih di Banda Aceh masih sangat memperhatinkan, di beberapa titik masih sering terjadi putus air dan beberapa kawasan airnya justeru berlumpur. "Seharusnya Walikota Banda Aceh bisa lebih tegas, jika tidak ada solusi untuk persoalan air bersih dalam waktu cepat maka managemen PDAM harus dievaluasi, bukan malah dibiarkan dan hanya turun sekali itupun untuk selfie," ujarnya.

Menurut Delky, masyarakat Banda Aceh menunggu gebrakan nyata dari Walikota Banda Aceh Aminullah Usman. "Jangan sampai warna air di era Banda Aceh gemilang lebih kuning kecoklat-coklatan, jangan sampai ketika tempo hari airnya netes tapi macet-macet, sekarang justeru mati total. Inikan jadinya gemilang dengan kemunduran," cetusnya.

Delky menyarankan agar Walikota Banda Aceh cepat terbangun dari buaian-buaian laporan asal Bapak tenang. "Segera lakukan langkah kongkret, masyarakat tak perlu klarifikasi dengan program "walikota menjawab" dengan cara berkilah, sementara gebrakannya nihil," ucapnya.

Sebenarnya, kata Delky, walikota tinggal hitung berapa kebutuhan air perhari warga, kemudian berapa ketersediaan, kalau kurang bagaimana cara menambah debitnya. Kemudian jika airnya kotor apa langkah yang bisa dilakukan.

Seharusnya, kata Delky, Walikota Banda Aceh Aminullah itu sudah berfikir bagaimana grand desain pembangunan air bersih untuk Banda Aceh 50-100 Tahun ke depan ketika penambahan penduduk terjadi, bagaimana ke depan air PDAM itu bukan hanya bisa digunakan untuk mencuci dan sebagaimana tapi juga bisa diminum. Begitupun dengan sampah, harus sudah ada grand desainnya seperti apa untuk sekian tahun ke depan, langkah tercepat untuk menanganinya seperti apa.

"Jika hal itu tidak bisa dilakukan oleh instansi atau lembaga terkait, ya tinggal walikota evaluasi, letakkan orang yang benar-benar mampu dan berkomitmen. "Semua penyakit ada obatnya, jadi jangan terus-terusan pelihara penyakitnya. Kalau gak ada dokter dalam daerah, maka cari dokternya keluar daerah atau luar negeri sekalipun. Gitu kata Pak Wakil Walikota tempo hari," tambahnya.

Delky menegaskan, di awal 2019 nanti warga Banda Aceh akan menagih janji walikota yang menyatakan 2019 Banda Aceh terbebas dari persoalan air. "2019 itu tinggal sekitar 3 bulan lagi, jangan sampai nanti masyarakat minta Pak Amin turun dari Walikota. Sebagai orang yang pernah mendukung nya maju, saya ingatkan hal itu. Kalau memang masih ketiduran silahkan masyarakat Banda Aceh bangunkan, jika janji itu diabaikan silahkan masyarakat suarakan #2019GantiWalikota. Jika 2019 masalah air bersih dan sampah tak terentaskan, kami minta Pak Amin mundur saja," tandasnya. (ag)

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda