Jeritan Hati Warga Meurah Mulia Aceh Utara Menanti Hadirnya Bendungan Krueng Pasee
Font: Ukuran: - +
Reporter : Nora
Cut Meutia SH.MH
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Warga Asli Baroh Kuta Batee, Meurah Mulia, Aceh Utara, Cut Meutia SH.MH menyampaikan keluhan soal fasilitas irigasi di kampung halamannya yang cukup memprihatinkan.
Sebagai anak yang berasal dari keluarga petani, Cut Meuti mengatakan, sawah milik keluarganya sangat bergantung pada irigasi yang dibangun oleh Belanda tempo dulu.
“Saat kunjungan Gubernur A.Muzakir Walad di tahum 1968 ke area bendungan Krueng Pasee, ibu sayalah yang mengalungkan bunga ke leher bapak Gubernur. Kenapa ibu saya?, karna beliau anak dari Amponnek saya, yaitu Ampon Bentara, tokoh sentral di Kecamatan Meurah Mulia dan sekitarnya,” ucapnya dalam keterangan tertulis diterima Dialeksis.com, Rabu (13/9/2023).
Sambungnya, Ampon Bentara sangat aktif serta faham dengan detail bendungan Krueng Pase. Sayangnya ia telah meninggal dunia di tahun 2007.
“Masyarakat sering berkata "hana lee ampon, irigasi pih hana lee. Tidak lama setelah Ampon Bentara berpulang, Irigasi Krueng Pasepun ambruk untuk pertama kalinya,” ungkapnya.
Sejak tahun 2007, kata Cut Meuti, para petani di Kecamatan tersebut telah diselimuti rasa was-was karena irigasi mulai sakit-sakitan.
Sejak saat itu pula, kata dia, para pejabat dan calon pejabat mulai sering datang berkunjung ke daerah tersebut. Para Caleg pun ikut menjadikan isu abruknya irigasi itu sebagai keberuntungan mereka. Mulai dari Caleg DPRK hingga DPR RI. Begitupun dengan eksekutif, mulai dari Bupati hingga Gubernur, termasuk juga calon DPD.
“Kadang kami ingin bertanya dengan gamblang dan blak-blakan, wahai cinta, kasih, sayang, dimanakah kalian sebelum musim pemilu tiba,” ucapnya.
“Para calon pejabat itu pun menjawab, belum cukup waktu lima atau sepuluh atau lima belas tahun untuk mengurusi satu bendungan Krueng Pasee. Saya perlu lima tahun lagi, semoga masyarakat bisa memilih saya kembali agar pembangunan irigasi bisa dilanjutkan,” lanjutnya.
Lebih lanjut, kata Cut, saat ini sedang musim politik kabar Irigasi Krueng Pasee pun mencuat kembali setelah lima tahun tidak ada yang menyebutnya.
“Kami belum tahu, siapa lagi yang akan mencoba keberuntungannya dari musibah yang melanda 8 Kecamatan di Kabupaten Aceh Utara ini. Pemerintahpun telah mengeluarkan ramalan cuaca, bahwa dalam tahun ini Aceh Utara akan mengalami musibah kekeringan,” jelasnya.
Jika ramalan itu benar adanya, kata dia, maka nasib sawah yang luasnya hingga 8922 Hektar di 8 Kecamatan terancam kerontang. Jika sawah kering, pastinya kehidupan penduduknya juga akan kering kerontang.
“Kami tidak memaksa pemerintah untuk menyelesaikan irigasi kami sesegera mungkin, tetapi kami mewajibkan pemerintah untuk segera menyelamatkan sumber pendapatan kami di 8 Kecamatan ini,” pungkasnya.