kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Jelang Ramadhan Harga LPG 3 Kg di Banda Aceh Masih Rp 40 Ribu

Jelang Ramadhan Harga LPG 3 Kg di Banda Aceh Masih Rp 40 Ribu

Senin, 20 Maret 2023 18:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Zulkarnaini

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Menjelang Ramadhan 1444 Hijriah, masyarakat di Banda Aceh dihadapkan dengan harga LPG 3 Kg yang masih terus melambung tinggi. 

Hal tersebut terlihat dari harga yang masih dijual di kios-kios sebesar Rp 40 ribu per tabung atau di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

Meskipun telah beberapa kali dilakukan inspeksi mendadak (sidak) oleh pihak terkait, harga LPG 3 Kg di Banda Aceh belum menunjukkan tanda-tanda penurunan. 

Kondisi ini tentu menjadi beban berat bagi masyarakat yang kebanyakan menggunakan LPG sebagai bahan bakar utama di rumah tangga.

"Sejumlah pedagang kuliner di kawasan Darussalam mengeluh harga LPG 3 Kg mencapai Rp 38.000 hingga Rp 40.000 jauh dari harga yang ditetapkan pemerintah yaitu Rp 18.000," kata Ketua Hiswana Migas Aceh Nahrawi Noerdin kepada wartawan, Senin (20/3/2023).

Nahrawi mengatakan, dirinya sudah beberapa kali menemui pedagang kuliner dan mereka mengeluhkan harga LPG yang sangat mahal. Para pedagang juga mengeluhkan susahnya mendapatkan LPG di pangkalan karena kuota terbatas.

"Mereka mengaku mudah mendapatkan LPG dari kios-kios. Ini sangat aneh, dari mana LPG 3 kg yang dijual di kios-kios, yang seharusnya LPG 3 Kg hanya dijual di pangkalan," jelasnya.

Dia meminta pihak terkait untuk memperketat pengawasan peredaran LPG 3 Kg di Aceh agar penyalurannya tepat sasaran. Menurutnya, elpiji tersebut hanya diperuntukkan bagi masyarakat miskin serta pelaku UMKM.

"Apalagi beberapa hari lagi akan memasuki bulan suci Ramadhan, tingkat kebutuhan LPG akan lebih banyak," jelasnya.

"Jika tidak diperketat pengawasan penjualan LPG 3 Kg ini, saya khawatir bulan Ramadhan usaha mikro khususnya para pedagang kuliner akan semakin sulit mendapatkan LPG melon tersebut," lanjut Nahrawi.

Sebelumnya, Kasi Pembinaan Usaha Hilir Dinas ESDM Aceh Eulis Yesika, mengatakan, elpiji subsidi tidak boleh dijual di kios karena secara aturan LPG dari agen ke pangkalan. Pihaknya masih menyelidiki dari mana 'kebocoran' tersebut sehingga gas LPG 3 Kg beredar di kios-kios.

"Karena kita sering turun segelnya dibuka. Kalau ada segel bisa kita selidiki. kita terus memantau kalau curang kita lapor, kita awasi terus," katanya, Kamis (23/2/2023).

Menurutnya, pihaknya menginginkan agar penyaluran LPG subsidi itu tepat sasaran dan yang digunakan oleh orang-orang yang memang berhak. Berdasarkan informasi diperoleh Dinas ESDM, harga gas dijual di kios lebih mahal.

"Kita koordinasi dengan konsumen pengguna banyak pedagang itu menjual di luar pangkalan dengan harga Rp 35 ribu hingga Rp 40 ribu," jelasnya.

Keyword:


Editor :
Zulkarnaini

riset-JSI
Komentar Anda