Jalan Nasional di Padang Tiji Rusak dan Bergelombang, Warga Minta Diperbaiki
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi
Hasballah, masyarakat Simpang Beutong, Laweung, Pidie memperlihatkan jalan yang rusak dan bergelombang serta sering menimbulkan korban, Selasa (28/6/2022). [Foto: Naufal Habibi/Dialeksis.com]
DIALEKSIS.COM | Sigli - Jalan Lintas Nasional Banda Aceh - Medan yang berada di Padang Tiji, Kabupaten Pidie kembali rusak dan bergelombang. Hal ini membuat aktivitas pengguna jalan menjadi terhambat.
Pantauan Dialeksis.com pada Selasa (28/6/2022), di Simpang Beutong, Laweung, Pidie, kondisi jalan lintas nasional tersebut sudah mulai bergelombang dan rusak. Pengendara lalu lalang melintasi jalan. Saat melintasi jalan rusak dan bergelombang, kendaraan banyak yang terjungkal.
Masyarakat Simpang Beutong, Laweung, Pidie, Hasballah (50) menuturkan permasalahan ini sudah lama terjadi. Rumahnya yang berada di samping jalan tersebut membuat dirinya banyak mengetahui mengenai korban dan perbaikan jalan.
Dirinya juga menambahkan sekali-kali pernah datang dari pihak pemerintah hanya untuk menambalkan jalan yang berlubang saja.
"Jalan hanya dilapis-lapis aja. Alasannya karena hari raya dibuat. Dilapisi hanya untuk tidak bergelombang saja dan mulus dalam perjalanan. Tapi itu cuma bentar aja sudah kembali ke semula. Jalan tersebut sudah tidak layak lagi dilapis. Harus digali dan dibuat ulang," tutur Hasballah.
Ia juga menambahkan akibat jalan yang bergelombang dan rusak di jalan lintas nasional di Simpang Beutong ini sering juga menimbulkan korban. Ada yang luka ringan dan berat.
"Tadi aja baru kejadian orang terpental di jalan bergelombang tersebut. Kebanyakan kejadiannya malam kan gak nampak kalau malam. Ada yang patah kaki. Luka ringan dan berat. Dalam seminggu ada sekitar 10 orang yang jatuh terpental di jalan tersebut," jelasnya.
Lanjut Hasballah Juga berharap kepada pemerintah agar memperbaiki jalan bergelombang dan rusak tersebut supaya tidak menimbulkan banyak korban.
"Harapannya kepada pemerintah agar dibuat kembali dan diperbaiki. Jangan ditambalkan lagi, tapi dibuat ulang karena tanah di bawah jalan sudah turun sehingga rusak dan timbul gelombang," pungkasnya. [NH]