Beranda / Berita / Aceh / Istilah Tsunami Perlu Diusung Menjadi "Smong" untuk Melestarikan Kearifan Lokal

Istilah Tsunami Perlu Diusung Menjadi "Smong" untuk Melestarikan Kearifan Lokal

Minggu, 22 Desember 2024 14:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Muhammad Ikbal, Ketua Yayasan Khadam Indonesia. Foto: for Dialeksis 


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dalam rangka memperingati 20 tahun peristiwa tsunami Aceh, momentum ini menjadi kesempatan penting untuk mengusung istilah “tsunami” menjadi “smong.” 

Gerakan ini bertujuan untuk melestarikan kearifan lokal serta mengenang tragedi yang membawa pelajaran berharga bagi masyarakat Aceh. 

Hal ini diungkapkan oleh Muhammad Ikbal, Ketua Yayasan Khadam Indonesia, pada Festival Smong yang berlangsung pada 21-22 Desember 2024 di Museum Tsunami, Banda Aceh.

"Smong, yang dalam bahasa lokal Simeulue berarti tsunami, bukan hanya sekadar kata, tetapi sebuah simbol kebijaksanaan leluhur. Kisah Smong menjadi salah satu wujud kearifan lokal yang berhasil menyelamatkan ribuan jiwa dari bencana tsunami pada 2004. Berkat petuah nenek moyang yang diingat dan dipraktikkan, masyarakat Simeulue mampu bertahan di tengah bencana alam yang menghancurkan," kata Ikbal.

Festival Smong ini tidak hanya menjadi ajang mengenang tragedi besar tersebut, tetapi juga sebagai upaya memperkenalkan nilai-nilai kearifan lokal yang sudah terbukti efektif dalam mitigasi bencana. Sebagai bagian dari peringatan 20 tahun pasca-tsunami, diharapkan penggantian istilah "tsunami" dengan "smong" bisa dilakukan, baik di level lokal maupun global.

Acara yang berlangsung selama dua hari ini menggabungkan berbagai unsur edukasi dan seni, seperti pemutaran dan diskusi film, kompetisi drama, cipta puisi, serta melukis "nuga-nuga." Festival ini juga melibatkan partisipasi dari pelajar dan mahasiswa se-Aceh, sebagai generasi penerus yang diharapkan dapat melestarikan dan meneruskan nilai-nilai kearifan lokal tersebut.

Sebanyak 810 partisipan turut serta dalam acara ini, yang juga didukung oleh berbagai pihak seperti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Danaindonesia, LPDP, Universitas Bina Bangsa Getsampena (UBBG), PT Pema, USAID, dan Aceh Documentary. 

Kolaborasi ini menggambarkan semangat bersama untuk melestarikan nilai-nilai lokal yang memiliki dampak global, serta memperkenalkan budaya Aceh kepada dunia internasional.

Dengan semangat yang mengedepankan kearifan lokal dan mitigasi bencana, penggantian istilah “tsunami” menjadi “smong” dapat menjadi langkah signifikan untuk menjaga warisan budaya Aceh sekaligus memberikan pelajaran berharga tentang kebijaksanaan nenek moyang dalam menghadapi bencana.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI