ISKADA Nilai Peniadaan Pawai Takbir Keliling di Banda Aceh Tidak Relevan
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi
Ketua Umum DPP Iskada Aceh, Azwir Nazar.
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ketua Umum DPP Iskada Aceh, Azwir Nazar, peniadaan pawai takbir keliling yang biasa dilakukan oleh masyarakat di Ibukota Banda Aceh dinilai tak relevan. Mengingat Banda Aceh sebagai miniatur ibukota pelaksanaan Syariat Islam.
"Sudah seharusnya syiar Islam di Aceh itu tahun demi tahun harus terus tumbuh dan membesar. Jangan ditiadakan. Ini tak mendasar dan tak relevan dengan semangat penegakan Syariat di Aceh," sebut Ketua Umum DPP Iskada Aceh, Azwir Nazar kepada Dialeksis.com, Sabtu 6 April 2024.
Menurut Azwir, seharusnya tradisi baik ini menjadi inspirasi bagi Kabupaten/Kota bahkan Kecamatan untuk serentak melaksanakan pawai takbir sebagai syiar Islam di Serambi Mekkah.
"Jadi kalau orang berkunjung ke Aceh, atau mudik lebaran akan merasakan suatu nuansa kesyahduan semarak takbiran," lanjutnya.
Ia mengatakan bahwa alasan pemerintah Aceh meniadakan pawai takbir karena akan ada PON dan Pilkada juga tak tepat. Kita mohonkan untuk dikoreksi.
"Pawai Takbir ini juga syiar dakwah dan edukasi bagi masyarakat. Antusiasme masyarakat yang ikut memeriahkan malam takbiran harus menjadi spirit baru kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa," ujarnya.
Dalam hal ini, Pemerintah Aceh melalui Kepala Dinas Syariat Islam (DSI) Aceh, Zahlol Fajri menyampaikan bahwa pawai takbir menyambut Idul Fitri 1445 Hijriyah di Aceh ditiadakan. Sebagai gantinya digelar Festival Takbiran di halaman Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.
Menurut Kadis Syariat Islam Aceh tersebut pawai takbiran atau takbir keliling tidak dapat digelar sehubungan dengan adanya Program Strategis Nasional yang akan berlangsung di Aceh, yaitu Pekan Olahraga Nasional (PON) dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Alasan lain kerena beberapa ruas jalan di Banda Aceh dalam perbaikan oleh dinas terkait.
Lebih lanjut, Azwir Nazar atau Tgk Turki ini juga menghimbau pemerintah Aceh untuk terus berkomitmen pada pelaksanaan Syariat Islam di Aceh. Termasuk anggaran untuk pelaksanaan Syiar Islam baik melalui Dinas terkait maupun lembaga Kemasyarakatan harus lebih baik.
"Jangan bilang saja pro Syariat tapi omon omon aja," pungkasnya.
- Kemenkes Melepas Tim Pemantauan Pos Kesehatan Mudik Lebaran
- Pemkab Bagikan Paket Lebaran untuk 38 Personil Dishub Aceh Besar
- Jelang Lebaran, Kemenag Mulai Cairkan Rp66 M Insentif Guru PAI Non ASN yang Tidak Dapat THR
- Terakhir Hari Ini, Samsat Lhokseumawe Buka Layanan Bayar Pajak Kendaraan Sebelum Libur Lebaran