Beranda / Berita / Aceh / Intensitas Hujan Tinggi, Sebagian Wilayah Aceh Alami Banjir

Intensitas Hujan Tinggi, Sebagian Wilayah Aceh Alami Banjir

Minggu, 22 Januari 2023 19:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Ilustrasi intensitas hujan tinggi akibatkan banjir. [Foto: depositphotos.com]


DIALEKSIS.COM | Aceh - Sejumlah daerah di Provinsi Aceh, khususnya di sebelah utara dilanda banjir pada pekan pertama 2023. Banjir hingga hari ini masih merendam sejumlah daerah setelah hujan lebat mengguyur beberapa kabupaten seperti Aceh Timur, Pidie, Pidie Jaya, dan Bireuen.

Banjir merendam beberapa daerah di Kabupaten Aceh Timur pada Sabtu (21/1/2023), sejak pukul 07.00 WIB. Hujan deras yang terjadi sejak Jumat (20/1/2023) menyebabkan debit air di Sungai Simpang Jernih meluap.

"Dua desa atau gampong yaitu Desa Pante Kera dan Rantau Pajang di Kecamatan Simpang Jernih terendam banjir. Sebanyak 104 KK terdampak dan 5 KK mengungsi saat banjir dengan tinggi muka air 40 sampai 80 centimeter menggenangi rumah warga," kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan tertulis yang diterima MPI, Minggu (22/1/2023).

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, jelas dia, melaporkan potensi adanya peningkatan tinggi muka air. Pihaknya telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk upaya penanganan darurat, seperti kaji cepat dan kesiapsiagaan untuk evakuasi warga," jelas Muhari.

Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Pidie melaporkan hujan intensitas tinggi yang terjadi pada Jumat (20/1/2023) kemarin, menyebabkan debit air beberapa krueng (sungai) meluap. Kondisi tersebut terjadi di Krueng Tiro, Paloh, Lala, Rubee, dan Krueng Rukoh.

"Sejumlah desa atau gampong yang tersebar di 21 kecamatan terendam banjir dengan tinggi muka air 30 hingga 70 cm," kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari.

Sedikitnya ada 21 kecamatan di Kabupaten Pidie yang terendam banjir. Kecamatan-kecamatan itu adalah Kecamatan Pidie, Sakti, Kembang Tanjong, Peukan Baro, Indra Jaya, Padang Tiji, Grong-grong, Delima, Mutiara Timur, Mutiara Barat, Muara Tiga, Keumala, Titeu, Glumpang Tiga, Batee, Glumpang Baro, Simpang Tiga, Mila, Kota Sigli, Tiro, dan Kecamatan Tangse.

"Bencana ini mengakibatkan 1.095 KK atau 3.336 warga mengungsi sementara waktu. Pihak BPBD setempat masih terus melakukan pendataan warga terdampak banjir yang meluas ini. Sejauh ini tidak ada dampak korban jiwa," jelas dia.

"Personel di lokasi terdampak telah melakukan upaya penanganan darurat, seperti evakuasi dan pemberian pelayanan dasar kepada warga terdampak," lanjut Abdul Muhari.

Sementara itu, banjir juga berdampak di wilayah Kabupaten Pidie Jaya. Hujan intensitas tinggi turut mengguyur wilayah ini dan memicu debit air beberapa sungai meluap. BPBD Kabupaten Pidie Jaya menginformasikan Sungai Mereudu, Beuracan, Ulim dan Putu meluap pada Jumat (20/1/2023), malam.

"Delapan kecamatan terdampak di wilayah Pidie Jaya. Kecamatan yang terendam banjir yakni Kecamatan Ulim, Panteraja, Bandar Dua, Meurah Dua, Meureudu, Bandar Baru, Trienggadeng dan Jangka Buya," jelas dia.

BPBD Kabupaten Pidie Jaya terus melakukan pemutakhiran pendataan di lokasi terdampak. Data sementara tercatat sebanyak 47 KK atau 90 warga mengungsi, sedangkan warga terdampak di sejumlah kecamatan tersebut mencapai 6.776 KK atau 17.628 warga.

"BPBD bersama dinas sosial setempat mengoperasikan dapur umum untuk mereka yang berada di pengungsian maupun yang bertahan di rumah-rumah. Hingga hari ini, banjir masih merendam beberapa wilayah terdampak," lanjut Abdul Muhari.

Dijelaskannya, hingga Senin (23/1/2023), pemerintah daerah dan warga diimbau untuk tetap waspada dan siap siaga dalam menghadapi potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang. Potensi cuaca dengan intensitas tersebut, lanjut dia, berpeluang terjadi di wilayah yang saat ini terdampak banjir dan wilayah-wilayah lain di Provinsi Aceh.

"Mengantisipasi potensi risiko yang diakibatkan bencana hidrometeorologi, warga dapat melakukan upaya kesiapsiagaan dini. Siapkan tempat-tempat evakuasi sementara berbasis komunitas. Lakukan evakuasi secara aman dan efektif apabila kondisi genangan atau tinggi muka air mulai membahayakan. Apabila tidak dapat melakukan evakuasi, segera hubungi petugas untuk membantu proses evakuasi," bener Abdul Muhari. [okezone.com]

Keyword:


Editor :
Redaksi

kip
riset-JSI
Komentar Anda