Selasa, 20 Mei 2025
Beranda / Berita / Aceh / Inspeksi ke Pabrik Manufaktur, BPMA Dorong Kemampuan Industri Produksi Dalam Negeri

Inspeksi ke Pabrik Manufaktur, BPMA Dorong Kemampuan Industri Produksi Dalam Negeri

Minggu, 18 Mei 2025 09:15 WIB

Font: Ukuran: - +

Badan Pengelola Migas Aceh bersama Kontraktor Kerja Sama (KKS) melakukan kunjungan inspeksi ke salah satu pabrikan manufaktur dalam negeri penghasil Air Cooled Heat Exchanger (ACHE). [Foto: Humas BPMA]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dalam upaya mendorong pemanfaatan produk dalam negeri di sektor industri hulu minyak dan gas bumi (migas), Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) bersama  Kontraktor Kerja Sama (KKS) melakukan kunjungan inspeksi ke salah satu pabrikan manufaktur dalam negeri penghasil Air Cooled Heat Exchanger (ACHE).

 Produk ini akan digunakan untuk mendukung operasi hulu migas, sekaligus memperkuat komitmen peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

BPMA terus mendorong KKS agar bisa meningkatkan TKDN melebihi dari target yang telah ditetapkan. Supaya kegiatan hulu migas memiliki nilai tambah terhadap prodak dalam negeri," ucap Muhammad Makmun, Deputi Dukungan Bisnis dalam keterangannya yang dilansir pada Minggu (18/5/2025).

Menurutnya, langkah ini merupakan bagian dari komitmen BPMA dalam mewujudkan Asta Cita Presiden khususnya dalam memperkuat kedaulatan energi dan mendorong hilirisasi industri untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam Indonesia.

Selama kunjungan, tim BPMA dan Kontraktor KKS menyaksikan langsung proses produksi ACHE, mulai dari pemotongan (cutting), perlubangan (drilling), pengelasan (welding), fit-up, pengujian Non-Destructive Testing (NDT), hingga perakitan (assembly) dan penyelesaian produk (finishing goods). Kegiatan ini bertujuan memastikan kapasitas produksi pabrikan dalam memenuhi kebutuhan operasi hulu migas serta mengukur daya saingnya terhadap produk impor.

Kepala Divisi Pengelolaan Aset dan Rantai Suplai BPMA, Dody Artanto, menekankan pentingnya pemetaan komponen ACHE yang sudah atau belum diproduksi di dalam negeri. 

“Analisis ini menjadi dasar peningkatan capaian TKDN, sekaligus pembinaan bagi pabrikan ACHE dan penyedia komponen pendukungnya,” ujarnya.

Dody juga meminta Kontraktor KKKS mengawasi penggunaan barang/jasa dalam negeri sejak tahap perencanaan hingga realisasi TKDN, memastikan kewajiban dalam Komitmen TKDN terpenuhi.

Hingga April 2025, capaian TKDN gabungan barang dan jasa Kontraktor KKS di Aceh telah mencapai 53% dari target 60%. BPMA optimis target ini akan terlampaui di 2025 melalui dua tahap strategi; Pertama Tahap Perencanaan & Pembinaan, mencakup program peningkatan Kapasitas Nasional dalam Work Program & Budget (WP&B) dan penetapan target minimal TKDN dalam kontrak. 

Kedua Tahap Implementasi & Pengawasan, meliputi pemantauan TKDN dalam pengadaan barang/jasa serta pengawasan rutin penggunaan produk lokal di KKS. Dua tahapan ini menjadi bagian terpenting BPMA untuk mencapai target.

Gunawan, Bidang Penerapan dan Pengawasan Kapasitas Nasional BPMA, mendorong pabrikan dalam negeri untuk menerbitkan sertifikat TKDN bagi produk yang belum tercantum dalam Buku APDN (Aktivitas Produksi Dalam Negeri) atau Website P3DN. 

“Ini penting untuk memperkuat database kemampuan produksi nasional,” jelasnya.

Gunawan juga menyarankan pabrikan mengoptimalkan fasilitas produksi, menjaga ketepatan waktu, dan menawarkan harga kompetitif guna meningkatkan efisiensi operasi hulu migas.

Kunjungan ini menjadi bukti komitmen BPMA dalam mendorong kemandirian industri hulu migas melalui peningkatan TKDN dan kolaborasi dengan pabrikan lokal. Dengan sinergi ini, diharapkan produk dalam negeri semakin mampu bersaing di pasar global. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
diskes
hardiknas