Beranda / Berita / Aceh / Insiden Antarsantri di Bustanul Ulum Cotgoh, Dua Keluarga Sepakat Damai

Insiden Antarsantri di Bustanul Ulum Cotgoh, Dua Keluarga Sepakat Damai

Sabtu, 03 September 2022 15:00 WIB

Font: Ukuran: - +


Usai musyawarah Perdamaian antara dua keluarga santri dengan saling bersalaman terkait dalam insiden pemukulan santri di Dayah Bustanul Ulum Bukit Baro Gampong Cot Goh Kecamatan Montasik, Aceh Besar, Jumat (02/09/2022) malam. [Foto: aehbesarkab.go.id]


DIALEKSIS.COM | Jantho - Insiden pemukulan antarsantri tahfizd di Dayah Bustanul Ulum Bukit Baro Gampong Cot Goh Kecamatan Montasik, Aceh Besar, berakhir dengan kesepakatan damai. Perdamaian antara dua keluarga santri yang terkait dalam insiden pemukulan itu, difasilitasi oleh Polsek Montasik, Aceh Besar.  

“Alhamdulillah, semuanya telah klir dan kedua keluarga telah menandatangani nota kesepakatan damai di Mapolsek Montasik, Jumat (02/09/2022) malam.

Terimakasih seluruh staf terkait Pemkab Aceh Besar, juga kepada pihak Polsek Montasik yang ikut bekerja keras dan concern untuk menuntaskan insiden kesalahpahaman antarsantri itu,” kata Pj Bupati Aceh Besar, Muhammad Iswanto, Sabtu (03/09/2022) pagi kepada rekan-rekan media.

Insiden pemukulan itu sendiri terjadi, Sabtu (27/08/ 2022) malam. Kejadian tersebut berawal dari canda berupa lempar mainan ular, hingga akhirnya berujung pemukulan.

Belakangan, insiden yang terjadi sejenak guru pengawas meninggalkan asrama santri, setelah jam tidur mulai berlaku itu, berujung dengan viralnya video, berupa pengakuan santri M yang menjadi korban pemukulan.

Kedua santri yang terkait dengan insiden itu adalah dari Aceh Barat dan Simeulue yang nyantri di Bustanul Ulum Cotgoh untuk program Tahfizh.

Pj Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto langsung menurunkan tim ke Bustanul Ulum untuk menuntaskan kasus antarsantri tersebut. Iswanto juga terus memantau dan mengonsolidir staf terkait, untuk terus bekerja menuntaskan kasus dimaksud. Hingga akhirnya terwujud perdamaian antara kedua keluarga di Mapolsek Montasik.

“Sekali lagi saya ingatkan, agar semua pihak mengambil hikmah dari insiden ini, hingga tak terulang di kemudian hari. Kita ingin menciptakan kesejukan dan kedamaian dalam lingkup dayah atau pendidikan umum sekalipun. Sebagai bagian dari mewujudkan out put pendidikan yang berkualitas, santun dan berakhlaqul karimah,” tutur Iswanto.

Sementara Asisten 1 Sekda Aceh Besar, Farhan AP SSTP yang dihubungi secara terpisah, tadi pagi mengatakan, perdamaian antara kedua keluarga itu difasilitasi oleh pihak Polsek Montasik.

Tampak ikut hadir dalam kegiatan yang berakhir dengan penandatanganan kesepakatan damai itu, Sekda Aceh Besar, Drs Sulaimi MSi, Asisten Sekda Farhan AP, Kadis dan Sekdis Dayah, Kanit Intel, Kanit Reskrim dan Kanit PPA Polsek Montasik. Selain itu juga ada unsur pimpinan Dayah Bustanul Ulum serta keluarga kedua pihak.

Menurut Farhan, selain kesepakatan damai, pihak Dayah Bustanul Ulum juga akan melakukan prosesi tepung tawar atau peusijuek, sebagai reusam kearifan lokal, agar kedua pihak benar benar kembali terjalin ukhuwah layaknya saudara dalam sebuah keluarga besar.

Saat ini kedua santri juga kembali menempuh pendidikan seperti biasa di Dayah Bustanul Ulum. Sementara santri yang terkena pukulan juga semakin membaik, hanya saja butuh control rutin dan rawat jalan, agar benar benar pulih seperti sediakala.[]


Keyword:


Editor :
Akhyar

riset-JSI
Komentar Anda