Inovasi Lampu Underwater Bantu Nelayan Ujong Drien Maksimalkan Tangkapan Ikan
Font: Ukuran: - +
Dosen Perikanan Universitas Teuku Umar (UTU) menggelar pelatihan pembuatan dan penggunaan teknologi lampu underwater untuk alat tangkap ikan gillnets. Pelatihan ini diadakan pada Jumat (20/9/2024), pukul 15.00 WIB di Balai Pertemuan Desa Ujong Drien. [Foto: dokumen untuk dialeksis.com]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir dan memaksimalkan hasil tangkapan nelayan, Dosen Perikanan Universitas Teuku Umar (UTU) menggelar pelatihan pembuatan dan penggunaan teknologi lampu underwater untuk alat tangkap ikan gillnets.
Pelatihan ini diadakan pada Jumat (20/9/2024), pukul 15.00 WIB di Balai Pertemuan Desa Ujong Drien, yang terletak tidak jauh dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) nelayan setempat.
Kegiatan ini bertujuan untuk membantu nelayan tradisional memanfaatkan teknologi sederhana yang dapat meningkatkan efektivitas alat tangkap mereka tanpa menguras biaya.
Gillnet, alat tangkap ikan yang sudah umum digunakan oleh nelayan tradisional, sering kali mengalami kendala dalam menarik ikan ke jaring, terutama di perairan yang gelap.
Untuk mengatasi tantangan ini, inovasi teknologi lampu underwater diperkenalkan oleh Rosi Rahayu, Dosen Prodi Perikanan UTU yang juga mengajar mata kuliah Alat Penangkapan Ikan.
Lampu underwater ini dipasang di sepanjang gillnet, menarik perhatian ikan dengan cahaya yang dipancarkannya, terutama bagi spesies ikan yang bernilai ekonomi tinggi dan tertarik pada sumber cahaya.
Menurut Rosi Rahayu, teknologi lampu underwater tidak hanya efektif meningkatkan hasil tangkapan, tetapi juga membantu mengurangi tangkapan sampingan yang tidak diinginkan, sehingga lebih ramah lingkungan.
“Penerapan lampu underwater ini dapat mengarahkan ikan target ke jaring dengan lebih efektif, sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem laut,” ujarnya.
Teknologi ini dinilai sederhana dan murah, sehingga dapat langsung diterapkan oleh nelayan tanpa memerlukan peralatan yang rumit.
Pelatihan ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting setempat, seperti Aparatur Desa Ujong Drien, Abdul Rahman, Sekretaris Panglima Laot, Zuraimi, serta perwakilan Dinas Kelautan dan Perikanan, Fachrurrozi Amir.
Kelompok-kelompok usaha bersama nelayan seperti KUB Sepakat, Jaya Bersama, Mandiri, dan Kuala Meureubo turut hadir sebagai peserta pelatihan.
Kegiatan ini juga melibatkan ahli dari STPK Matauli, Ricky Winrison Fuah, yang hadir untuk memberikan masukan teknis, serta mahasiswa UTU yang membantu kelancaran jalannya pelatihan.
Dalam pelatihan tersebut, para peserta tidak hanya diajarkan cara membuat dan memasang lampu underwater pada gillnet, tetapi juga mendapatkan pengetahuan mengenai cara merawat peralatan tersebut agar dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.
"Kami berharap teknologi ini dapat membantu nelayan meningkatkan hasil tangkapan mereka tanpa harus melaut terlalu jauh, sehingga lebih efisien dan ekonomis,” ujar Muhammad Arif, anggota tim pengabdian dari UTU.
Ma’un, salah satu nelayan peserta pelatihan, mengungkapkan antusiasmenya terhadap teknologi baru ini.
"Kami sering kali sulit mendapatkan tangkapan di malam hari karena ikan tidak tertarik mendekati jaring. Dengan lampu underwater ini, kami berharap bisa mendapatkan hasil lebih banyak tanpa harus menghabiskan waktu lama di laut," ujarnya.
Kegiatan ini adalah bagian dari program pengabdian masyarakat yang rutin dilakukan oleh Universitas Teuku Umar untuk mendorong inovasi di bidang perikanan yang berkelanjutan.
Dalam sambutannya, Rosi Rahayu menekankan pentingnya menjaga keberlanjutan sumber daya laut. "Dengan teknologi yang ramah lingkungan seperti ini, kita bisa memaksimalkan potensi laut tanpa merusak ekosistem yang ada. Ini sejalan dengan komitmen kami dalam pengembangan teknologi kelautan yang berkelanjutan,” tambahnya.
Sementara itu, perwakilan Dinas Kelautan dan Perikanan, Fachrurrozi Amir, juga mengapresiasi inisiatif dari Universitas Teuku Umar.
“Inovasi seperti ini sangat dibutuhkan oleh para nelayan. Kami di Dinas Kelautan dan Perikanan akan mendukung penuh kegiatan semacam ini agar dapat diadopsi oleh nelayan di daerah lain juga,” ujarnya.
Ia mengatakan bahwa pelatihan ini diharapkan mampu memberikan dampak jangka panjang bagi nelayan tradisional di wilayah Ujong Drien dan sekitarnya, terutama dalam menghadapi tantangan penurunan hasil tangkapan yang sering terjadi belakangan ini.
"Dengan penerapan teknologi lampu underwater, nelayan dapat lebih mudah menarik ikan ke jaring mereka, sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap ekosistem laut," pungkasnya. [*]