Ini Upaya yang Harus Dilakukan Pemerintah dalam Atasi Krisis Pupuk Bagi Petani
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi
Ilustrasi pupuk [Foto: KOMPAS/HERU SRI KUMORO]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sekretaris Jenderal BPP Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia (PISPI) Kamhar Lakumani mengatakan persoalan krisis pupuk memang sering terjadi di kalangan petani terutama mendekati musim tanam padi. Hal ini disebabkan masih banyaknya mafia pupuk bermain.
"Mafia pupuk masih bermain, masyarakat yang kena dampaknya," kata Kamhar Lakumani kepada Reporter Dialeksis.com, Selasa (14/3/2023).
Kamhar Lakumani menyampaikan, upaya yang perlu dilakukan pemerintah dalam mengatasi persoalan krisis pupuk subsidi di kalangan petani dengan melakukan audit data antara satu instansi dengan instansi lainnya karena seringkali data yang ditemukan berbeda dan tidak sesuai.
"Padahal sensus pertanian dilakukan secara berskala tapi kenyataannya kita masih bermasalah disitu," katanya.
Yang kedua, lanjut Kamhar, Mekanisme pendistribusian pupuk. Secara konsep apa yang dilakukan saat ini sudah bagus tapi implementasinya masih lemah dan pengawasannnya juga ditingkatkan dan diawasi.
"Disegi penyalurannya sudah bagus, tinggal di mekanismenya perlu ditingkatkan dan diawasi," ujarnya.
Kamhar melanjutkan mestinya sebagai negara produsen gas terbesar didunia, persoalan pupuk tidak menjadi masalah. Karena gas ini menempati presentasi yang besar dalam bahan baku pupuk.
Menurutnya, yang menjadi persoalan krisia pupuk yaitu dikebijakan yang tidak sinkron antara pemanfaatan sumber daya alam gas dengan orientasi untuk pemenuhan produksi pupuk.
"Ini yang kurang selaras dengan kebijakannya karena kebijakan gas juga orientasinya kepada ekspor dan tidak menopang kebutuhan agribisnis itu yang belum optimal," lanjutnya.
Kamhar menjelaskan cara bagi petani mengatasi keterbatasan pupuk. Menurutnya, Pupuk organik menjadi alternatif dalam mengatasi keterbatasan pupuk. Walaupun dalam prakteknya membutuhkan volume yang jauh lebih besar dan waktu yang lebih panjang.
"Tapi memang perlahan-lahna harus kita kombinasi antara pupuk organik dengan anorganik karena kita harus punya kesadaran ekologi untuk paradigma keberlanjutan kedepan dalam pembangunan," pungkasnya. [NH]