Ini Solusi Untuk Kurangi Konflik Manusia dengan Satwa Liar di Aceh
Font: Ukuran: - +
Reporter : Nora
Ilustrasi [Foto: satwaliar.lk]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Satwa langka merupakan binatang yang jumlahnya tinggal sedikit dan perlu mendapat perlindungan. Saat ini di Aceh terdapat 4 satwa liar pada posisi terancam punah yaitu gajah, harimau, orangutan dan badak.
Hal itu disampaikan oleh Koordinator Yayasan Ekosistem Lestari Aceh, TM Zulfikar kepada Dialeksis.com, Rabu (29/9/2021).
"Wilayah satwa liar ini berada di kawasan hutan jadi mereka punya koridor satwa sendiri dan punya daerah jelajah, jadi satwa liar itu akan putar-putar disana," sebutnya.
Ia mencontohkan, dulu jika masyarakat ingin ke Saree atau Sigli ada wilayah jelajah gajah, tetapi sekarang tidak kedengeran lagi. Artinya manusia semakin bertambah mereka tidak tahu mau tinggal dimana, akhirnya terdesaklah ke wilayah koridor satwa, mereka bercocok tanam disana. Sebenarnya dalam perencanaan tata ruang itu juga harus memastikan dimana sebenarnya wilayah-wilayah koridor satwa.
"Sehingga itu tidak diganggu oleh manusia yang lain kalau mau berdamai dengan satwa liar, namun hari ini tidak tahu seperti apa prosesnya, sehingga hari ini muncul harus ada koridor gajah yang dilindungi atau disepakati supaya manusia tidak mencaplok hal tersebut," jelasnya.
Zulfikar mengatakan banyak cara untuk mengurangi konflik antara manusia dengan satwa liar, bagi wilayah perkebunan ini juga harus memahaminya, gajah itu juga suka sekali dengan tanaman sawit sementara wilayah jelajah dia itu sekarang sudah jadi kebun sawit, baik sawit yang ditanam oleh pengusaha swasta maupun rakyat.
Untuk itu, perlu menyikapinya dengan terus diberikan pemahaman untuk wilayah-wilayah ini, agra tidak dijadikan area kebun walaupun misalnya tetap jadi area kebun jangan ditanami tamanan-tanaman yang disukai oleh satwa liar, tentu akan tetap diganggu. Tetapi bisa memilih tanaman yang juga memiliki manfaat buat manusia bisa ambil hasilnya, namun bukan tanaman yang disuka oleh satwa liar.
Sekarang ada Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) diartikan sebagai kawasan bernilai ekosistem penting yang berada di luar Kawasan Suaka Alam (KSA), walaupun bukan kawasan lindung tapi karena disitu masih banyak satwa liar, itu juga harus disepakati wilayah-wilayah yang memang koridor satwa ini benar-benar harus menjadi perhatian dan harus tetap melindungi mereka dengan pola-pola tertentu.
"Jadi ini harus dilakukan kalau tidak kita akan berkonflik terus dengan satwa liar dan teramcam punah, bayangkan suatu saat jika tidak ada lagi gajah, harimau itu seperti memutus mata rantai hewan," pungkasnya.