kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Ini Penyebab Paramedis Terpapar Covid-19 di Aceh

Ini Penyebab Paramedis Terpapar Covid-19 di Aceh

Selasa, 17 November 2020 10:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Ilustrasi Covid-19. [Foto: Pixabay/Tumisu]


DIALEKSIS.COM | Aceh - Banyaknya pasien yang tidak jujur saat berobat di rumah sakit atau pusat layanan kesehatan masyarakat (Puskesmas), menjadi penyebab banyak paramedis di Aceh terpapar Covid-19.

Hal itu disampaikan Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh, Ika Suhannas di Suka Makmue, Senin, 16 November 2020.

“Akibat warga yang tidak jujur, justru menyebabkan banyaknya kasus paramedis yang terinfeksi Covid-19 di Aceh. Termasuk di Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh,” tuturnya.

Bentuk ketidakjujuran masyarakat tersebut, yakni diduga berbohong setelah kembali dari luar daerah, atau zona merah/zona hitam sebaran Covid-19.

Kemudian diduga telah terinfeksi gejala Covid-19, namun tidak menjelaskan kondisi kesehatan yang sebenarnya ketika berobat.

Akibat persoalan itu, paramedis yang akan menangani pasien justru harus terpapar oleh virus yang berbahaya tersebut.

Untuk itu, pihak Satgas berharap masyarakat yang akan berobat di pusat layanan kesehatan agar jujur ketika ditanyai oleh petugas medis.

Sehingga pengobatan kepada pasien dapat lebih mudah dilakukan, untuk mendapatkan perawatan medis secara tepat.

Sementara itu, sepanjang tahun 2020 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh mencatat bahwa sekitar 200 orang tenaga medis di Aceh telah terkonfirmasi positif Covid-19.

“Banyak tenaga kesehatan yang sudah terkena, bahkan mencapai 10 persen dari angka positif kita itu adalah tenaga medis, sudah mendekati 200 orang,” tutur Ketua IDI Aceh Safrizal Rahman.

Dia menjelaskan bahwa IDI Aceh tekah mencatat sekitar 200 orang tenaga medis yang positif terpapar, baik dari kalangan dokter, perawat, dan bidan.

Menurut Safrizal Rahman, mayoritas paramedis yang terinfeksi tidak memiliki gejala atau asimtomatik, sehingga hanya membutuhkan waktu untuk melakukan isolasi mandiri.

Dia pun menegaskan bahwa hanya sedikit paramedis yang memiliki gejala, sehingga harus dirawat di ruang Respiratory Intensive Care Unit (RICU). (pikiranrakyat)

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda