kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Ini Agenda Nova Pada Hari Unjuk Rasa Mahasiswa Di Kantor Gubernur Aceh

Ini Agenda Nova Pada Hari Unjuk Rasa Mahasiswa Di Kantor Gubernur Aceh

Jum`at, 12 April 2019 12:34 WIB

Font: Ukuran: - +



Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah menandatangani pernyataan dan rekomendasi menolak izin tambang PT EMM sesuai tuntutan mahasiswa, di Kantor Gubernur Aceh, Kamis (11/4). (Foto : Analisa/muhammad saman)


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ketika Ratusan mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di Aceh  menggelar aksi di Kantor Gubernur Aceh terkait penolakan pemberian izin tambang PT Emas Mineral Murni (EMM) pada Selasa (9/4/2019), sejumlah demonstran emosi lantaran Plt Gubernur Nova Iriansyah tidak kunjung menjumpai massa.

Demonstran akhirnya bertahan selama tiga hari di Kantor Gubernur. Barulah pada hari ketiga, yaitu kamis (11/4),  Nova hadir menemui massa dan memberikan tanggapan terkait aspirasi mahasiswa yang mendesaknya untuk mencabut izin PT EMM.

Dalam kesempatan tersebut, Nova mengajak mahasiwa dan seluruh unsur di Aceh untuk memikirkan bersama-sama cara mencabut izin tambang PT EMM yang telah diterbitkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia

Lantas kemanakah Nova selama dua hari unjuk rasa? benarkah isu yang beredar bahwa Plt Nova Iriansyah sengaja menghindar menjumpai massa mahasiswa?


Sumber Dialeksis menyebutkan bahwa kebetulan di hari pertama demonstrasi tersebut Nova memang tidak dapat menemui massa, sebab ketika itu sedang ada agenda untuk menyambut kedatangan Meteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Johan.

Pada tanggal 9 April 2019, sekitar Pukul 06.00 WIB Nova telah berangkat dari medan dengan Pesawat Udara. Kemudian Transit di Bandara Kuala Namu sembari menunggu menteri ESDM.

Kemudian sekitar Pukul 09.10 berangkat menuju rembele bersama menteri ESDM dan Rombongan dalam rangka  mesmikan Tiga Proyek Listrik 450 kV di  di Desa Blang Gele Kecamatan Bebesan, Aceh Tengah.

Ketiga proyek yang diresmikan Menteri Jonan adalah Gardu Induk (GI) 150 kV Takengon dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Takengon – Bireuen, GI 150 kV Subulussalam dan SUTT 150 kV Sidikalang – Subulussalam. Selanjutnya adalah GI 150 kV Kutacane dan SUTT Berastagi – Kutacane.

Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, kepada media pada kesempatan tersebut mengatakan dengan dibangunnya Gardu Induk dan Saluran Udara Tegangan Tinggi di tiga wilayah akan menjadikan Aceh terhindar dari byarpet atau listrik yang keseringan mati secara mendadak.

"InsyaAllah kehandalan listrik di Aceh akan menjadi kenyataan dan byarpet akan menjadi kenangan," kata Nova.

Kemudian sekitar Pukul 14.15 sesudah Istirahat, Sholat dan Makan Siang, Nova kemudian mengantar menteri ESDM ke bandara Rembele.

Usai menghadiri peresmian 3 proyek kelistrikan di Aceh Tengah, Plt Gubernur Aceh, Ir. Nova Iriansyah, MT menyempatkan diri takjiah ke rumah duka almarhumah Hj. Selamah yang merupakan istri tokoh pejuang Aceh Alm. Ilyas Leube

Di rumah duka di kawasan Bandar Lampahan, Bener Meriah, Nova bertemu dengan Katua Umum Partai Aceh, H. Muzakkir Manaf yang akrab disapa Mualem. Mualem sudah tiba terlebih dahulu di rumah duka.Sebagai bentuk penghormatan terhadap keluarga Alm Tgk Ilyas Leube, Nova mengatakan dalam waktu dekat akan dilakukan assesment pengembangan kawasan Bandar Lampahan.

Menjelang sore kembali ke banda Aceh via darat dan malam hari tiba di banda Aceh

Kemudian pada esoknya, secara resmi Nova membuka sekaligus menghadiri Musyawarah Perencanaan Pembangunan Aceh Tahun 2019, dalam rangka Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Aceh Tahun 2020, di Hermes Palace Hotel, Rabu (10/4/2019).

Meski tengah menghadiri banyak agenda, nova kepada media sebelumnya  memohon maaf karena tidak bisa segera menjumpai demonstran yang mendesak untuk membatalkan izin PT EMM.

Meski demikian Nova Iriansyah mewakili Pemerintah Aceh mengaku bisa memahami penolakan mahasiswa terkait keberadaan PT EMM. Untuk itu, Pemerintah Aceh mengajak para pihak termasuk Perguruan Tinggi untuk mencari cara yang efektif dan elegan agar penambangan tersebut bisa dicegah, mengingat izin terhadap penambangan itu diterbitkan oleh BKPM, bukan oleh Pemerintah Aceh.

Karena mahasiswa menolak penambangan tersebut, kata Nova Iriansyah, tentu Pemerintah Aceh harus berada di sisi yang sama dengan mahasiswa dan rakyat.

Pada akhirnya di hari ketiga, pada kamis (11/04) penantian ribuan mahasiswa terbayar dengan kehadiran Nova Iriansyah dihadapan para demonstran.

Tanpa ragu, Nova menandatangani surat pernyataan menolak perusahaan tambang PT Emas Mineral Murni di Aceh. Bahkan Pemerintah Aceh siap melakukan gugatan terhadap PT Emas Mineral Murni (PT EMM).

"Adek-adek yang saya muliakan, saya juga tidak ingin berpanjang lebar kita mau konkret-konkret saja. Tolong bawa ke sini suratnya saya tanda tangani sekarang," kata Nova melalui pengeras suara.

Seketika, para mahasiswa bersorak gembira. Perwakilan mahasiswa merapat ke Plt dan nenyodorkan selembar surat. Sebelum menekennya, Nova terlebih dulu membaca dengan detail isi surat melalui pengeras suara.

Setelah itu, Nova meneken surat di atas materai dan disaksikan unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Aceh. Beberapa perwakilan mahasiswa juga ikut menjadi saksi.

(PD)


Keyword:


Editor :
Pondek

riset-JSI
Komentar Anda