Beranda / Berita / Aceh / IDI Aceh: Satu Juta Masyarakat Aceh Memiliki Sakit Penyerta, Fatal Ketika Kena Corona

IDI Aceh: Satu Juta Masyarakat Aceh Memiliki Sakit Penyerta, Fatal Ketika Kena Corona

Rabu, 09 September 2020 19:45 WIB

Font: Ukuran: - +

Foto: Dialeksis

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh saat konferensi pers virtual, Rabu (9/9/2020), melalui pernyataan resmi Ketua IDI Aceh Dr. dr. Safrizal Rahman, M.Kes., Sp.OT. Dirinya menyampaikan khawatir soal sejuta masyarakat Aceh memiliki penyakit penyerta (komorbid) sehingga sangat rawan bila terkena virus Corona atau COVID-19. Pemerintah diminta membuat langkah penanganan yang jelas dan struktur.

"Yang paling mengkhawatirkan dari IDI adalah ada satu juta penduduk Aceh menjadi kelompok rawan apabila terserang COVID-19. Mereka adalah kelompok yang memiliki komorbid," ujar Safrizal melanjutkan penjelasannya.

Safrizal menegaskan, penyakit bawaan sangat mempengaruhi mereka terkena virus Covid-19,"angka sejuta tersebut sudah dikonfirmasi ke para ahli. Penyakit penyerta yang dialami masyarakat Aceh di antaranya diabetes, hipertensi, penyakit jantung, gagal ginjal, penderita penyakit paru serta obesitas," rincinya saat konfrensi pers berlangsung.

"Kelompok ini adalah kelompok orang-orang yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta bila kena COVID-19 bisa berakibat fatal," tambah Safrizal.

Safrizal berharap pemerintah Aceh segera mengambil langkah konkret penanganan serta pencegahan virus Corona. Selain itu, pemerintah juga harus melakukan upaya terstruktur secara simultan dengan melibatkan masyarakat termasuk di dalamnya tokoh, ulama, universitas dan cerdik pandai dalam melawan COVID-19.

Menurutnya, pemerintah perlu melakukan upaya pencegahan di hulu secara maksimal sehingga kasus tidak terus bertambah. Safrizal khawatir korban jiwa makin banyak berjatuhan bila upaya pencegahan di hulu tidak maksimal dilakukan.

"Kita mengharapkan seluruh komponen masyarakat sama-sama berkonsentrasi melawan Corona, karena ada kelompok besar yang harus kita lindungi," pintanya.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda