HMP PMI 2024 Gelar Baksos di Desa Jalin, Tumbuhkan Tanggung Jawab Sosial
Font: Ukuran: - +
Himpunan Mahasiswa Pengembangan Masyarakat Islam 2024 menggelar kegiatan bakti sosial yang berlangsung di Desa Jalin, Kecamatan Kota Jantho, Aceh Besar, pada tanggal 9-10 November 2024. [Foto: dok. HPM PMI untuk dialeksis.com]
DIALEKSIS.COM | Jantho - Himpunan Mahasiswa Pengembangan Masyarakat Islam (HMP PMI) 2024 menggelar kegiatan bakti sosial yang berlangsung di Desa Jalin, Kecamatan Kota Jantho, Aceh Besar, pada tanggal 9-10 November 2024 yang mengusung tema "Mewujudkan Nilai Pengabdian Masyarakat melalui Community Development Camp dalam Bingkai Tri Dharma Perguruan Tinggi".
Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa baru (maba) Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam, serta panitia yang terdiri dari mahasiswa HMP PMI 2024, dengan tujuan untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan mengenalkan kepada maba tentang pentingnya Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya pengabdian masyarakat.
Opening ceremony dihadiri oleh sejumlah dosen, perangkat gampong, serta masyarakat setempat. Dalam acara pembukaan, Ketua Panitia, Ahmad Zakwan Praja, menyampaikan laporan kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini, dengan melibatkan 44 panitia yang merupakan bagian dari HMP PMI 2024 dan 21 mahasiswa baru.
Ahmad menyebutkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa peduli dan tanggung jawab sosial di kalangan mahasiswa, serta memberikan pengalaman langsung tentang bagaimana cara menjalankan pengabdian masyarakat.
"Ini adalah kesempatan yang sangat berharga untuk mahasiswa baru, yang tidak hanya belajar teori di kampus tetapi juga dapat berkontribusi langsung kepada masyarakat. Kami berharap kegiatan ini bisa memberikan dampak positif bagi anak-anak di Desa Jalin dan juga mempererat hubungan antara mahasiswa dan masyarakat," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Ketua HMP PMI 2024, Ilham Setiawan mengatakan, kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal bagi mahasiswa baru untuk mengenal masyarakat secara lebih dalam dan memahami pentingnya peran mereka dalam membangun dan mengembangkan komunitas.
"Semoga kegiatan ini menjadi langkah awal bagi adik-adik mahasiswa baru untuk lebih mengenal masyarakat, dan bagaimana kita sebagai mahasiswa harus berperan aktif dalam kehidupan sosial. Melalui kegiatan ini, kami ingin menunjukkan bahwa pengabdian kepada masyarakat adalah bagian penting dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari," tambah Ilham dengan penuh semangat.
Setelah acara pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan prosesi Pesijuk, sebuah tradisi adat dan budaya Aceh yang menjadi momen penting dalam kegiatan ini. Pesijuk adalah sebuah ritual penyambutan yang dilakukan oleh masyarakat Aceh untuk menguatkan hubungan antara tamu dengan masyarakat setempat. Dalam acara ini, mahasiswa baru mendapatkan sambutan hangat dari perangkat gampong yang terdiri dari Keuchik (kepala desa), Tuha Peut (dewan pengurus desa).
Rangkaian acara Pesijuk ini juga melibatkan dosen-dosen Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam, yang turut hadir untuk meramaikan momen tersebut. Prosesi Pesijuk bukan hanya sekadar seremoni adat, tetapi juga memiliki makna mendalam, yaitu sebagai simbol pengenalan antara mahasiswa baru dengan masyarakat, serta sebagai ajang untuk menjalin silaturahmi yang lebih erat.
Keuchik Desa Jalin, yang turut hadir dalam acara ini, menyambut dengan antusias dan mengatakan bahwa masyarakat setempat sangat mendukung kegiatan seperti ini yang melibatkan mahasiswa dalam kegiatan sosial.
"Kami sangat senang dengan kehadiran mahasiswa dari UIN Ar-Raniry yang ingin belajar langsung tentang kehidupan masyarakat kami. Semoga kegiatan ini membawa manfaat bagi anak-anak kami dan menjadi jembatan yang baik untuk mempererat hubungan antara kampus dan desa," ujar Keuchik dengan penuh harapan.
Setelah acara Pesijuk, rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan sesi debat yang melibatkan mahasiswa baru. Debat ini bertujuan untuk melatih mahasiswa dalam berpikir kritis, berargumentasi, dan mengasah kemampuan berbicara di depan umum. Ada dua topik yang dibahas dalam sesi debat ini, yaitu "Pemberlakuan Jam Malam di Aceh" dan "Peran Teknologi dalam Pendidikan".
Pada sesi pertama, mahasiswa baru mempresentasikan argumentasi mereka tentang pemberlakuan jam malam di Aceh, yang hingga saat ini menjadi perdebatan hangat di kalangan masyarakat. Beberapa mahasiswa menganggap bahwa jam malam diperlukan untuk menjaga ketertiban dan keamanan, sementara yang lainnya berpendapat bahwa kebijakan tersebut justru membatasi kebebasan individu.
Sesi ini diwarnai dengan berbagai pandangan yang saling bertentangan, namun memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana cara berdebat secara sehat dan penuh penghargaan terhadap pandangan orang lain.
Sesi kedua, mengenai peran teknologi dalam pendidikan, tidak kalah menarik. Mahasiswa baru membahas bagaimana teknologi dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, dengan memanfaatkan platform pembelajaran online, aplikasi edukasi, dan alat bantu teknologi lainnya. Mahasiswa juga mengangkat isu mengenai tantangan dan dampak negatif dari teknologi, seperti ketergantungan pada perangkat digital dan penyalahgunaan informasi.
Pada malam hari, setelah kegiatan debat, mahasiswa baru mendapatkan materi keorganisasian yang disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Teuku Raja Aulia Habibie. Materi ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada mahasiswa baru tentang pentingnya organisasi dalam kehidupan kampus dan bagaimana organisasi dapat menjadi sarana untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinan.
Teuku Raja Aulia Habibie menjelaskan bahwa sebagai mahasiswa, penting untuk aktif dalam organisasi karena organisasi adalah tempat di mana seseorang bisa belajar tentang manajemen, kerjasama tim, dan tanggung jawab sosial.
"Sebagai mahasiswa, kita tidak hanya belajar di ruang kelas, tetapi juga di luar kelas. Melalui organisasi, kita bisa mengembangkan potensi diri, memimpin, dan bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama," ujarnya dalam sesi tersebut.
Pada hari kedua, seluruh panitia dan mahasiswa baru turun langsung ke Meunasah (tempat ibadah) Gampong Jalin untuk melaksanakan kegiatan bakti sosial. Hari kedua ini fokus pada kegiatan edukatif yang melibatkan anak-anak desa dalam berbagai permainan yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan motorik, intelektual, dan kreativitas mereka.
Anak-anak diajak untuk melukis, bermain cepat tangkap, dan mengikuti permainan cerdas cermat dengan tema pendidikan agama. Permainan melukis memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk mengekspresikan diri mereka melalui seni, sedangkan permainan cepat tangkap mengasah kemampuan mereka dalam berpikir cepat dan fokus.
Yang menarik, permainan cerdas cermat tentang pendidikan agama memberi anak-anak kesempatan untuk mempelajari lebih dalam tentang nilai-nilai agama, serta memperkenalkan mereka pada pentingnya pengetahuan agama dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan ini tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi anak-anak, tetapi juga memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa baru untuk merasakan bagaimana pengabdian mereka dapat berdampak langsung bagi masyarakat. Selain itu, kegiatan ini juga menunjukkan bahwa mahasiswa tidak hanya memikirkan diri sendiri, tetapi juga berkomitmen untuk memberikan kontribusi bagi perkembangan masyarakat, khususnya dalam hal pendidikan dan pengembangan karakter.
Di akhir kegiatan, panitia berharap agar kegiatan ini dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan. Melalui bakti sosial ini, mahasiswa baru tidak hanya mendapatkan pengalaman praktis, tetapi juga memahami pentingnya pengabdian masyarakat sebagai salah satu unsur Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Mahasiswa baru diharapkan dapat terus melanjutkan semangat pengabdian ini sepanjang masa studi mereka di kampus dan kelak setelah lulus.
Acara ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat Desa Jalin yang mengapresiasi kegiatan ini. "Kami merasa senang dan bangga bisa menjadi bagian dari kegiatan ini. Semoga kegiatan seperti ini bisa terus berlanjut dan memberikan manfaat lebih bagi masyarakat kami," ujar salah satu warga setempat.
Dengan suksesnya kegiatan bakti sosial ini, diharapkan dapat mempererat hubungan antara mahasiswa dan masyarakat, serta mendorong mahasiswa untuk selalu terlibat dalam kegiatan yang memberikan dampak positif bagi masyarakat luas. [*]