HIPSI Aceh Sambut Positif Usulan Menparekraf Terkait Pemasaran Digital Bagi Santri
Font: Ukuran: - +
Muhammad Balia, Ketua Hipsi Aceh. [Foto: Istimewa]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (Hipsi) Aceh menyambut positif usulan Menparekraf Sandiaga Uno terkait dorongan bagi santri untuk memanfaatkan teknologi pemasaran berbasis digital sebagai upaya membuka lapangan kerja baru.
Berdasarkan rilis yang diterima Dialeksis.com, Jumat (1/6/2022), Hipsi mengajak seluruh Pesantren di Aceh yang sudah memiliki produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) agar memanfaatkan digital marketing untuk memasarkan produk-produk dayah hasil karya para santri.
Sebab, menurut Hipsi Aceh, cita-cita mencetak 1,1 juta lapangan kerja baru oleh Kemenparekraf RI sejalan dengan program Hipsi yang juga ingin mencetak 1 juta Pengusaha Santri.
“Yang paling utama adalah bagaimana meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) santri dalam menggunakan digital marketing, sebagai salah satu tahapan mencetak 1,1 juta tenaga kerja seperti sebutkan Pak Menteri (Sandiaga Uno),” ujar Muhammad Balia S.Ikom Ketua Hipsi Aceh dalam siaran pers di Banda Aceh, Kamis, 30 Juni 2022.
Terkait digital marketing di kalangan santri, Ketua Hipsi Aceh melihat perlu adanya pendataan terlebih dahulu oleh Kementerian Agama dan Dinas Dayah Aceh terhadap berapa banyak Dayah dan Pesantren di Aceh yang telah mempunyai produk UMKM.
Lanjut Balia, setelah semua terdata dengan konkrit, baru nanti dikomunikasikan dengan Dinas terkait seperti Dinas Koperasi dan UMK Aceh bagaimana memberikan pelatihan kepada para santri agar cakap dalam menggunakan digital marketing.
“Diperlukan dukungan penuh dari seluruh stakeholder di Aceh, DPR Aceh dan Pemerintah Aceh beserta pihak swasta yang memiliki keterkaitan dengan dunia Dayah di Aceh. Insya Allah lapangan kerja akan terbuka lebar dan angka pengangguran khususnya di Aceh akan menurun dengan sendirinya,” tuturnya.
Hipsi Aceh mengajak Pemerintah Aceh dan pihak terkait untuk memberikan pelatihan berkelanjutan sebagai upaya meningkatkan kemampuan kewirausahaan santri. Hal ini akan berguna saat santri selesai mondok, selain memiliki skill di bidang agama berupa kemampuan membaca kitab serta mampu mengajar ngaji.
Santri, kata Balia, akan mampu membuka lapangan kerja saat mereka kembali ke tengah masyarakat dengan bekal pelatihan yang diberikan oleh Pemerintah seperti digital marketing dan sejumlah kemampuan lainnya untuk meningkatkan taraf hidup.
“Semua pihak perlu duduk bersama "supaya cakap serupa bikin", kami dari Hipsi Aceh siap untuk diajak bersama-sama seluruh stakeholder dalam rangka membangun dunia usaha santri yang cakap digital marketing seperti yang diharapkan Pak Sandiaga Uno melalui pelatihan-pelatihan yang mungkin bisa digagas pemerintah Aceh,” tuntasnya. []