Hindari Konflik Manusia dan Satwa, Gajah Nadya dan Meutia Dipasangi GPS
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Untuk mengetahui pergerakan satwa dilindungi serta mengatasi konflik dengan manusia, Dua ekor gajah liar dari dua kelompok berbeda di Aceh Timur dipasangi GPS Collar.
"Kedua gajah ini merupakan kelompok gajah yang habitatnya berada di dalam atau bersinggungan dengan Kawasan Ekosistem Leuser (KEL). Ini salah satu kawasan hutan yang luasnya mencapai 2,6 juta hektare di Aceh dan Sumatera Utara," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Sapto Aji Prabowo, seperti yang dikutip dari detik.com, hari ini, Minggu (10/3).
Pemasangan GPS Collar pertama dilakukan pada 6 Maret di Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur. Seekor gajah betina yang diberi nama Nadya, berhasil dipasang GPS Collar oleh tim BKSDA Aceh. Petugas berhasil menemukan gajah Nadya bersama kelompok gajah liar lainnya di dalam kawasan Hak Guna Usaha (HGU) PT Atakana Company.
"Gajah liar itu diberi nama Nadya karena GPS Collar tersebut merupakan sumbangan oleh Nadya Hutagalung, seorang presenter terkenal yang sangat peduli terhadap konservasi gajah," jelas Sapto.
Sementara gajah kedua dipasang GPS Collar ditemukan di Kecamatan Birem Bayeun, Aceh Timur. Gajah tersebut merupakan kelompok yang berbeda dengan Gajah Nadya.
Gajah kedua diberi nama Meutia dan berumur sekitar 20 tahun dengan berat lebih dari 2 ton. Keberadaan satwa itu ditemukan setelah tim seharian melakukan pencarian pada 9 Maret.
Menurut Sapto, pemasangan GPS Collar dilakukan untuk memberikan informasi posisi gajah secara berkala melalui satelit. Tujuannya yaitu memberi informasi posisi gajah sebelum masuk ke perkebunan atau lahan pertanian masyarakat.
"Dengan adanya GPS Collar ini maka kita akan mengetahui posisi kelompok gajah ini sehingga bisa memberikan informasi kepada masyarakat ketika gajah mulai mendekati lahan perkebunan penduduk," ujar Sapto.