kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Heboh Polling Pemekaran Provinsi Aceh, Jubir KP3-ALABAS: Disparitas Pembangunan Memang Fakta

Heboh Polling Pemekaran Provinsi Aceh, Jubir KP3-ALABAS: Disparitas Pembangunan Memang Fakta

Kamis, 13 Februari 2020 17:01 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Im Dalisah
Tangkap layar hasil polling pemekaran Provinsi Aceh pada situs PollingKita.com

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sebuah jajak pendapat tentang pemekaran Provinsi Aceh muncul di jagat maya melalui situs PollingKita.com. Dalam polling tersebut, ide pemekaran itu dibagi menjadi 3 wilayah, Provinsi Aceh, Provinsi Barsela, dan Provinsi ALA. 

Menanggapi hal tersebut, Jubir KP3-ALABAS Wilayah Barsela Fadli Ali menyebutkan belum mengetahui siapa yang membuat polling tersebut. 

"Dugaan saya spontan, dan mungkin awalnya iseng saja untuk coba-coba ingin melihat respon masyarakat Aceh terhadap aspirasi pemekaran Provinsi Aceh," ucap Fadli melalui percakapan whatsApp, Rabu, (12/2/2020)

Aksi spontanitas itu, jelas Fadli, terlihat dari redaksi kalimat Polling yang tidak cukup terstruktur rapi. "Kata-katanya berulang, bahkan pengetikannya pun salah-salah," kata dia.

Pun demikian, ia mengaku senang atas hasil polling itu. Menurutnya, saat pertama sekali muncul pada Sabtu, (8/2/2020), polling tersebut langsung mendapat respon luas dari masyarakat.

"Sampai sore ini hampir 1100 partisipan memberikan pendapat mereka setuju atau tidak setuju," tandas Fadli.

Ia melanjutkan belum mengetahui secara persis faktor apa yang memicu munculnya jajak pendapat itu. 

"Saya belum belum tahu persis apa pemicunya, apakah karena pada akhir tahun kemarin isue pemekaran provinsi khususnya Barsela sempat mencuat diberbagai media lokal dan nasional seiring dengan muncul opsi pemekaran provinsi sebagai salah satu solusi masalah di Papua," sebut Fadli.

Melihat fenomena itu, Fadli menduga ada sebuah terobosan dari kalangan milenial yang menginginkan adanya harapan baru untuk pembangunan dan masa depan Aceh.

"Dalam perspektif ini, massiv nya publikasi di media massa dan juga viralnya di medsos berkaitan dengan peringkat kemiskinan Aceh sebagai nomor 1 di Sumatera, peringkat pengangguran Aceh yang juga masuk 5 besar nasional, masalah peringkat provinsi terdampak narkoba dimana Aceh peringkat 4 nasional misalnya bisa jadi faktor pemicu lain," ulas dia.

"Secara umum barangkali kalangan milenial melihat derap pembangunan Aceh selama ini kurang berpengharapan, dan ini menjelma jadi satu faktor," tambah dia lagi

Faktor lain, kata Fadli, di era teknologi seperti saat ini kaum milenial gampang sekali mengakses informasi sehingga dengan mudah dapat mengikuti perkembangan kemajuan pembangunan antar daerah. 

"Dimana tidak dapat dipungkiri, wilayah Barsela dan juga ALA memiliki ketertinggalan dalam infrastruktur dasar maupun infrastruktur ekonomi. Dalam perspektif ini masyarakat Barsela terutama kalangan milenial melihat ketumpangan pembangunan di Aceh bukan sekedar isu tanpa dasar, tapi memang fakta," tegasnya.

Sebelum menutup keterangannya, Fadli mengatakan ekpose pembangunan jalan tol dan jalur kereta api di lintas timur utara yang tahun ini akan rampung menambah deretan fakta adanya disparitas pembangunan.

"Lintas timur utara ada tol, jalur kereta api dan juga KEK. Barsela punya apa?," pungkas Fadli menutup keterangannya.

Berdasarkan amatan Dialeksis.com hari ini, Kamis, (13/2/2020), polling tersebut telah merangkum sebanyak 1118 responden dengan hasil 797 responden atau 71,3 % menyatakan setuju jika Provinsi Aceh dimekarkan menjadi 3 bagian, yakni Provinsi Aceh, Provinsi Barat Selatan Aceh (Barsela) dan Provinsi ALA (Aceh Leuser Antara). Sementara, 321 responden atau 28,7 % menyatakan tidak setuju Aceh dimekarkan. (Im)

Keyword:


Editor :
Im Dalisah

riset-JSI
Komentar Anda