Hasil Kajian Banyak Nelayan Aceh Diperlakukan Tak Manusiawi di Kapal Asing, Ini Kata Panglima Laot
Font: Ukuran: - +
Reporter : Akhyar
Sekretaris Panglima Laot Provinsi Aceh, Oemardi. [Foto: ist]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Berdasarkan hasil kajian, disebutkan bahwa ternyata masih banyak nelayan Aceh yang bekerja di kapal asing sering mendapati perlakuan tidak manusiawi.
Nelayan Aceh ini sering dipukuli, disuruh bekerja tidak sesuai kontrak, upah ditahan dan sebagainya. Bahkan yang memilukannya lagi, ada nelayan Aceh yang meninggal dunia di atas kapal, jasadnya malah tidak dikembalikan, diarungi ke tengah laut.
Merespons hal tersebut, Sekretaris Panglima Laot Provinsi Aceh, Oemardi mengimbau kepada para nelayan Aceh untuk memastikan kontrak kerja secara seksama ketika hendak bekerja di kapal asing.
“Himbauan kita, nelayan Aceh yang bekerja di kapal asing harus memastikan dulu kontrak kerjanya. Kontraknya harus melindungi hak-hak mereka,” ujar Oemardi kepada reporter Dialeksis.com, Banda Aceh, Selasa (1/11/2022).
Kemudian, lanjut dia, bagi para nelayan Aceh yang mendapat perlakuan diskriminasi saat bekerja di kapal asing untuk segera melapor ke Panglima Laot setempat atau kepada Pemerintah Aceh. Karena laporan, sangat menentukan perlindungan hak warga nelayan.
“kalau nggak ada yang melapor, nggak ada yang tahu kejadian, apalagi di tengah laut, siapa yang bisa pantau,” ucapnya.
Di samping itu, Panglima Laot Aceh untuk saat ini juga belum bisa bertindak karena belum dapat laporannya.
“Cuman sampai sekarang kita belum dapat laporannya, kalau dapat laporannya kita bisa follow up. Kalau ketahuan kapalnya, kita bisa tahu ke duta besar mana kita harus surati,” pungkasnya.(Akh)