Hari Pertama Larangan Mudik, Terminal Lueng Bata Sepi
Font: Ukuran: - +
Reporter : Hakim
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Suasana Terminal Lueng Bata, Banda Aceh, Kamis (6/5/2021) siang terlihat Sepi. Tepat satu hari menjelang penutupan perbatasan Sumatera Utara dan Aceh. Banyak L300 dan Haice terlihat berjejer di terminal. Mobil-mobil itu terhenti dan para supir pun termenung sekaligus kecewa sebab mendengar kabar larangan mudik dari Pemerintah Aceh.
Sepekan terakhir, terminal di Kota Serambi Mekkah memang ramai. Namun saat ini, penumpang di Terminal L300 Lueng Bata senyap dari hari biasanya, akibat kabar larangan mudik Lebaran 2021. Beberapa Supir telah mengangkut penumpang untuk tujuan Lhokseumawe/Langsa yang telah sampai di daerah Sare putar balik kembali ke terminal Lueng Bata.
Di salah satu loket di terminal Lueng Bata, wartawan Dialeksis.com bertemu seorang supir bernama Maskur dengan wajah cemas dan lesu ia menceritakan kondisi sepi Terminal Lueng Bata akibat Larangan Mudik.
"Kami para supir terkejut Bang, lihat kabar yang beredar pagi tadi, yang sebelumnya kami ketahui Pemerintah Aceh membolehkan mudik seperti 8 provinsi lainnya,” tutur Maskur.
“Lihat nih, paket barang yang mau dikirim udah numpuk. Jangankan antar orang, antar barang pun kami gak bisa,” Maskur berkata sambil menunjuki tumpukan paket barang yang berada di loket Terminal Lueng Bata.
Lalu ia melanjutkan curhatan kegelisahannya. “Saya juga bingung dengan kebijakan tumpang tindih ini. Kemarin Pemerintah Aceh udah buat posko Tes Antigen sementara untuk persiapan mudik kami, Cuma ya sekarang kenapa begini ceritanya?,” ungkap supir lintas Banda Aceh-Medan ini.
“Kami juga sudah mediasikan ke Dishub Aceh. Kami menolak larangan mudik lebaran ini jika diberlakukan antar kabupaten. Namun selesai tadi kepastian juga belum ada. Kami disuruh menunggu kabar kembali,” jelasnya.
"Walaupun kami diberi bantuan, namun itu tidak memadai dengan kondisi kami yang hanya para supir. Jika mau diberi bantuan, apakah Pemerintah Aceh sanggup?, jumlah kami ini tidak sedikit, bisa terbilang ribuan. Jika hanya sembako yang diberi, kami menolak,” ungkap rasa kecewa supir Terminal Lueng Bata.[HKM]