Beranda / Berita / Aceh / Hari Guru Sedunia, Mukhlis: Guru dan Peserta Didik Kehilangan Ruh Dalam Pembelajaran

Hari Guru Sedunia, Mukhlis: Guru dan Peserta Didik Kehilangan Ruh Dalam Pembelajaran

Selasa, 05 Oktober 2021 19:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Auliana Rizky

Dosen Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP USK, Muklis hamid. [Foto: IST] 

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Setiap 5 Oktober merupakan perayaan Hari Guru Sedunia , banyak guru dan peserta didik kehilangan ruh mengajar dan belajarnya.

Hal ini disampaikan oleh Mukhlis Hamid, Dosen Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala (USK) sekaligus Instruktur Nasional Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Guru Kementrian Agama Republik Indonesia. Mukhlis mengucapkan selamat hari guru sedunia.

Mukhlis berterima kasih untuk yang sudah memilih profesi ini sebagai alternatif dalam kehidupan untuk mencerdaskan anak-anak di dunia ini.

Ia mengatakan di masa pandemi yang sekarang ini, tidak hanya anak-anak yang kehilangan ruh belajarnya tetapi kita guru juga kehilangan ruh mengajarnya, ada learning lost dan ada teaching lost, serta tidak dapat juga memenuhi hak belajar anak-anak dalam pembelajaran dengan baik dari kita sebagai guru.

“Anak-anak juga kehilangan kasih sayang dari guru-guru mereka, tentu ini semua di satu sisi menjadi tantangan bagi kita semua yang memilih jadi guru. Sudah hampir 2 tahun kita mengalami masa ini dan tentu saja mungkin dalam waktu yang tidak lama kita akan kembali mengajar dengan baik, memberikan yang terbaik untuk anak-anak kita di sekolah sehingga apa yang kita khawatirkan tentang kehilangan kualitas generasi di masa pandemi ini bisa kita tutup kembali,” ucapnya saat diwawancarai Dialeksis.com, Selasa (5/10/2021).

Ia juga menyampaikan bahwa di satu sisi pemerintah sudah melakukan banyak hal untuk meningkatkan kualitas guru, pemerintah juga sudah memberi ruang yang cukup terbuka bagi guru untuk mengembangkan potensi mereka melalui pelatihan-pelatihan dan kegiatan-kegiatan yang sekarang kita dimasifkan yang kita sebut dengan guru penggerak, sekolah penggerak, dan sebagainya.

“Itu semua ruang bagi pengembangan untuk kapisitas guru di Indonesia pada saat ini dan kita harapkan ke depan guru betul-betul punya kompetensi yang baik, baik kompetensi pedagogiknya, profesionalnya, sosialnya, atau juga kompetensi personalnya sebagai manusia,” tambahnya.

Memang pemerintah juga punya keterbatasan untuk mengangkat guru negeri, kata Mukhlis. Ini juga menjadi persoalan di Indonesia khususnya karena tidak semua guru bisa diangkat menjadi pegawai negeri dan pemerintah sekarang sedang mendorong guru-guru untuk mau melamar menjadi tenaga kontrak terbatas .

“Kita berharap ini menjadi pilihan terbaik juga bagi guru-guru sehingga hak mereka sebagai guru yang sudah memberi kesempatan, waktu, dan tenaga bagi anak-anak itu terbayar dengan baik dalam guru kontrak ini,” pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda