Sabtu, 26 Juli 2025
Beranda / Berita / Aceh / Hari Anak Nasional: Siswa SLB Banda Aceh Tampil Memukau di Pentas Seni Inklusi

Hari Anak Nasional: Siswa SLB Banda Aceh Tampil Memukau di Pentas Seni Inklusi

Kamis, 24 Juli 2025 08:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Muntaziruddin Sufiady Ridwan

Grup musik Mata Cahaya dari Sekolah Luar Biasa (SLB) Bukesra tengah bersiap-siap untuk membawakan beberapa lagu dalam kegiatan “Pentas Seni Inklusi #2: Setara Dalam Suara, Merdeka Dalam Ekspresi" di aula Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh, pada Rabu (23/7/2025). (Foto: Muntaziruddin Sufiady Ridwan/Dialeksis.com).


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dalam acara bertajuk “Pentas Seni Inklusi #2”, suara dan ekspresi anak-anak dari lima Sekolah Luar Biasa (SLB) di Kota Banda Aceh bergema. Panggung aula Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh menjadi arena mereka unjuk talenta.

Mengusung tema “Setara Dalam Suara, Merdeka Dalam Ekspresi”, acara yang digagas oleh Komunitas Sahabat Andhikara dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2025, pada Rabu (23/7/2025), ini menjadi wadah pembuktian bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk berkarya dan berekspresi.

Panggung tersebut diisi oleh penampilan kreatif siswa-siswi dari SLB Bukesra, SLB YPPC, SLB YPAC, SLB TNCC, SLB YBSM. Berbagai pementasan mulai dari musik band, tarik suara, lantunan shalawat, hingga peragaan busana (fashion show) mereka tampilkan. Setiap penampilan disambut tepuk tangan meriah dari puluhan penonton yang memadati aula.

Di sela-sela kegiatan, Miftah Mardatillah Mukammil, Founder Sahabat Andhikara, mengatakan bahwa acara ini--selain sebagai bentuk dukungan terhadap inklusivitas dan hak anak--juga menjadi langkah awal mengubah cara pandang masyarakat.

“Isu terbesar saat ini itu adalah diskriminasi. Banyak kali kita tuh mikir, 'oh mereka karena disabilitas tidak bisa apa-apa'. Padahal sebenarnya mereka itu banyak banget bakatnya. Pentas ini adalah cara kami menunjukkan ke umum kalau mereka itu bisa,” ujarnya kepada dialeksis.com.

Miftah berharap agar inisiatif seperti dapat menjadi awal untuk mendobrak stigma terhadap anak-anak berkebutuhan khusus. Untuk itu, ia mengajak agar semua pihak ikut mendukung. “Karena mereka semua berhak untuk didengar. Kita setara dalam suara, merdeka dalam ekspresi,” lanjutnya.

Meskipun kegiatan ini mengusung konsep inklusi, tidak semua SLB yang ada di Kota Banda Aceh mampu dilibatkan. Keterbatasan dana lantaran pendanaan yang masih bersifat self-funding adalah salah satu sebab utamanya.

“Tetapi tentunya kami harap dukungan dari pemerintah Kota Banda Aceh, pemerintah Provinsi Aceh, agar sahabat Andhikara bisa berkembang dan memberikan dampak yang lebih luas lagi,” terang Miftah.

Kendati begitu, ia turut mengapresiasi pihak-pihak terkait yang telah mendukung dan berkontribusi terhadap keberlangsungan acara ini.

Sementara itu, Afdhal Khalilullah, Wakil Wali Kota Banda Aceh yang turut hadir dalam acara ini menyampaikan serangkaian komitmen dan perhatian khusus terhadap penyandang disabilitas di Kota Banda Aceh.

“Melalui arah kebijakan yang kami lakukan, perlindungan dan bantuan pemberdayaan teman-teman yang luar biasa, adik-adik yang luar biasa ini harus kami optimalkan,” kata dia.

Tak hanya itu, Afdhal juga menjanjikan akses yang lebih luas terhadap layanan publik dan pendidikan, termasuk kelanjutan program beasiswa bagi anak-anak berkebutuhan khusus.

“Insyaallah komitmen kami untuk pendidikan jauh lebih baik lagi kedepan, kita ingin beasiswa itu kita hadirkan,” tukasnya.

Lebih lanjut, ia juga membuka pintu berkolaborasi dan masukan langsung dari masyarakat. Afdhal mengajak para pegiat komunitas, guru, dan orang tua untuk tidak ragu menyampaikan aspirasi maupun keluhan yang ada di lapangan.

“Dan kalau ada keluh-kesahnya mohon disampaikan. Jadi apa yang bisa membuat kita nyaman tinggal di Banda Aceh itu mohon disampaikan. Kadang ada yang miss, yang kami nggak dapat informasinya," tukas Afdhal.

Langkah ini menjadi jembatan antara inisiatif masyarakat dengan respons kebijakan, sekaligus sinyal bahwa pemerintah kota siap menerima masukan langsung untuk perbaikan layanan. Sebuah komitmen bersama yang kini ditunggu realisasinya. [msr]

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI