Harga Kedelai Melambung Tinggi, Sekretaris Kopti Aceh: Harus Segera Disubsidikan
Font: Ukuran: - +
Reporter : fatur
Pengrajin tahu tempe. [Foto: Antara/Agung Rajasa].
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Harga bahan baku di pasar saat ini tengah berada di harga yang naik atau tinggi dari harga jual standarnya di pasar-pasar di Aceh.
Hal ini merugikan banyak pihak UMKM di Aceh, salah satunya pengusaha tahu tempe di kawasan Banda Aceh.
Sekretaris Kopti (Komunitas Pengrajin Tahu Tempe) Aceh, Maulizar yang juga pemilik dari UKM Tahu Timbul Jaya Banda Aceh mengatakan, kami juga tidak bisa berbuat banyak juga, karena memang sedang harganya naik.
“Jadi sementara ini, untuk ukuran daripada produk kami itu kami tipiskan atau dikecilkan ukurannya,” ucapnya kepada Dialeksis.com, Sabtu (20/11/2021).
Untuk saat ini, Kata Maulizar bahan baku (Kedelai) tahu tempe itu berada di Rp 10.500,-.
“Sebelumnya harga standarnya itu Rp 7 Ribu sampai Rp 7,8 Ribu,” sebutnya.
Maulizar mengatakan, kita belum mendapat respon dari Pemerintah Provinsi ataupun Kota terkait harga Kedelai yang tengah naik saat ini.
“Kita dari awal memang tidak mendapati respon apapun sejak harga naik, jadi sementara ini kita jalan sendiri-sendiri saja semampu kami,” ujarnya.
Bahkan saat ini, Kata Maulizar, sudah ada 1 (Satu) pabrik yang sudah tutup di Lamtemen , Banda Aceh.
Sedangkan kebutuhan kebutuhan pasar perharinya, Kata Maulizar, bisa mencapai 15-20 Ton itu untuk Banda Aceh dan Aceh Besar itu sudah termasuk tahun dan tempe.
“Saat ini bahan baku semuanya masih di ambil dari Medan jenis Kedelai Impor, karena di Banda Aceh sendiri untuk bahan baku itu memang tidak ada, jikapun ada bukan untuk kapasitas produksi pabrik hanya kebutuhan masyarakat saja, konsumsi sendiri,” kata Maulizar.
Oleh karena itu, Maulizar mengharapkan, sementara bahan baku kedelai tengah melambung tinggi tentu kami mengaharapkan adanya sebuah solusi terhadap kami, kalau bisa untuk sementara ini bahan bakunya itu di subsidikan.
“Jika tidak maka harus ada solusi terhadap hal ini, agar para pengusaha tempe ini bisa bertahan sampai harga pasar stabil kembali, dan dapat memenuhi kebutuhan pasar tentunya,” pungkasnya. [ftr]