DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Harga gabah kering panen (GKP) di daerah Aceh Utara melonjak signifikan hingga mencapai Rp6.800 per kilogram.
Kenaikan harga ini disambut antusias oleh para petani yang selama ini mengeluhkan rendahnya nilai jual gabah setiap musim panen.
Adam (45), seorang petani asal Kecamatan Nisam, Aceh Utara, mengungkapkan rasa syukurnya atas lonjakan harga gabah kali ini.
"Memang panen tahun ini agak berkurang, karena cuaca juga kurang mendukung. Tapi harga gabah naik, itu sangat membantu kami,” ujarnya kepada media dialeksis.com, Kamis (29/5/2025).
Menurut Adam, tahun-tahun sebelumnya harga gabah di musim panen hanya berkisar di angka Rp 5.000 per kilogram.
Dengan harga sebesar itu, banyak petani kesulitan menutupi biaya produksi yang terus meningkat, mulai dari harga pupuk, sewa alat, hingga upah tenaga kerja.
“Kalau gabah dijual Rp 5.000, kadang malah rugi. Tapi sekarang alhamdulillah bisa dijual Rp 6.800. Bisa ada untung sedikit untuk bayar utang pupuk,” tambahnya.
Kenaikan harga gabah ini disebut-sebut sebagai dampak dari kebijakan pemerintah pusat yang baru-baru ini diumumkan oleh Presiden Prabowo.
Dalam kebijakan tersebut, Bulog diwajibkan membeli gabah dari petani dengan harga minimal Rp 6.500 per kilogram. Hal ini mendorong harga di tingkat pengepul ikut terkerek naik.
Dani (38), salah satu pengepul gabah di wilayah Nisam, membenarkan adanya peningkatan harga. “Sekarang kami beli gabah dari petani di harga Rp 6.800 per kilogram, karena Bulog sendiri sudah menaikkan harga beli mereka jadi Rp 6.500. Jadi pengepul juga harus bersaing,” jelasnya.
Ia mengungkapkan bahwa harga gabah yang lebih tinggi membuat lebih banyak petani mau menjual langsung ke pengepul, ketimbang menyimpan hasil panen terlalu lama.
“Kita di lapangan juga terbantu, karena perputaran gabah jadi lebih cepat. Petani senang, pengepul juga bisa tetap ambil margin,” ungkap Dani.
Kendati demikian, Dani menilai lonjakan harga ini juga harus dibarengi dengan penguatan pasokan dan infrastruktur pascapanen.
"Kalau infrastruktur seperti gudang dan pengering bisa ditingkatkan, kita bisa simpan gabah lebih lama dan menyesuaikan penjualan ke pasar dengan lebih fleksibel,” pungkasnya.[nh]