DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dalam rangka Hari Anak Nasional (HAN) 2025, Yayasan Amanah Poppy Amalia menyuarakan pentingnya perlindungan kesehatan mental anak-anak lewat seminar nasional bertajuk pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Anak Untuk Anak Indonesia dan Palestina.
Kegiatan ini berlangsung di Jl. Gabus No.26 Lampriet, Banda Aceh. Seminar tersebut tak hanya bicara soal hak-hak anak di Indonesia, tetapi juga menyoroti kondisi anak-anak Palestina yang hingga hari ini masih hidup dalam bayang-bayang konflik dan trauma berkepanjangan.
“Anak-anak baik yang tipikal maupun berkebutuhan khusus semua berhak merasakan kasih sayang, pengakuan, dan ruang yang aman untuk tumbuh. Kesehatan mental bukan soal sekadar tidak stres, tetapi tentang bisa bermimpi dan merasa berharga,” ungkap Poppy Amalya, pendiri sekaligus Ketua Yayasan Amanah Poppy Amalya, saat membuka acara yang dihadiri media dialeksis.com, Rabu (23/7/2025).
Poppy menyoroti bagaimana anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) kerap tersisih dari sistem pendidikan dan sosial. Ia menekankan bahwa pendekatan berbasis kasih dan pemahaman harus menjadi dasar dalam merawat mental anak.
“Kita sering lupa, bahwa anak-anak spesial bukan beban. Mereka hanya perlu cara yang berbeda untuk memahami dan dipahami. Jangan tinggalkan mereka dalam sunyi,” ucapnya.
Poppy Amalya juga menyampaikan aspirasi kepada Gubernue Aceh, Muzakir Manaf (Mualem) agar mendukung dari Pemerintah Aceh untuk mengembangkan layanan pendidikan dan terapi bagi ABK.
Poppy mengajukan permohonan konkret berupa bantuan donasi, pelatihan tenaga pengajar, serta penguatan jenjang karier bagi para terapis di Aceh.
“Kami tidak hanya butuh dana, tapi juga butuh ekosistem yang ramah dan menghargai profesi guru dan terapis anak. Mental anak yang kuat dimulai dari guru yang bahagia dan keluarga yang diberdayakan,” ujarnya tegas.
Isu kemanusiaan internasional turut menjadi fokus dalam seminar kali ini. Dalam sesi bertajuk Anak Palestina, Anak Kita Juga, peserta diajak menyelami kenyataan pahit yang dihadapi anak-anak di Gaza dan Tepi Barat yaitu kehilangan rumah, sekolah, bahkan harapan masa depan.
Sesi ini memperlihatkan dokumentasi emosional dan suara anak-anak Palestina yang terpaksa tumbuh dalam zona konflik. Sebagai bentuk aksi nyata, Yayasan Amanah Poppy Amalya menginisiasi gerakan donasi bertajuk “Dari Aceh untuk Palestina”.
“Hari Anak Nasional bukan hanya tentang euforia lokal. Ini tentang bagaimana kita memandang anak-anak dunia sebagai tanggung jawab bersama,” ucap Poppy Amalya.
Tak hanya seminar, acara ini juga dimeriahkan dengan penampilan tari dan nyanyi dari anak-anak Humeira Special Needs Center (HSNC), menampilkan kebolehan luar biasa mereka yang selama ini kerap dipinggirkan.
Pembacaan puisi bertema cinta, damai, dan mimpi anak-anak.Market Day oleh anak-anak dan orang tua HSNC, memperlihatkan hasil karya yang mencerminkan semangat kemandirian. Sesi sharing hybrid bersama Poppy Amalya dan para orang tua murid, yang berlangsung hangat, reflektif, dan sarat motivasi serta ngobrol santai dan tanya jawab, membahas seputar pola asuh dan manajemen stres dalam keluarga dengan anak berkebutuhan khusus.
Yayasan Amanah Poppy Amalya selama ini dikenal sebagai salah satu lembaga yang konsisten memperjuangkan hak anak-anak berkebutuhan khusus, lewat kerja nyata di Humeira Special Needs Center (HSNC). Lembaga ini aktif dalam bidang pendidikan inklusif, kesehatan mental, serta pemberdayaan keluarga.
Melalui kegiatan ini, yayasan mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap isu yang sering luput dari perhatian publik: kesehatan mental anak-anak.
“Mari kita mulai dari rumah. Anak yang bahagia adalah pondasi bangsa yang kuat,” tutup Poppy. [nh]