kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Haji Uma: Seni Harusnya Mendatangkan Duit, Bukan Tunggu dari Pemerintah

Haji Uma: Seni Harusnya Mendatangkan Duit, Bukan Tunggu dari Pemerintah

Selasa, 10 September 2019 20:02 WIB

Font: Ukuran: - +

Anggota DPD RI asal Aceh Haji Uma (tengah) saat mengisi Seminar Nasional bertajuk Wajah Seni dan Budaya Islam Aceh Melayu di Aula Pascasarjana UIN Ar-Raniry, Selasa (10/9/2019). [Foto: Sara Masroni/Dialeksis.com]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Senator asal Aceh Sudirman atau dikenal Haji Uma mengatakan, masyarakat jangan selalu bergantung pada transfer dana pemerintah dalam mengembangkan seni dan budaya di daerah.

"Kalau tidak ada dana, seni budaya di kampung tidak jalan, tidak boleh begitu," kata Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Aceh Sudirman saat mengisi Seminar Nasional bertajuk Wajah Seni dan Budaya Islam Aceh Melayu di Aula Pascasarjana UIN Ar-Raniry, Selasa (10/9/2019).

"Dan seni harusnya bisa menarik duit dari kantong orang, bukan kita tunggu duit dari pemerintah baru seni hidup," tambah pria yang akrab disapa Haji Uma itu.

Dalam kesempatan tersebut, Haji Uma juga berjanji untuk terus memperjuang regulasi pelestarian seni dan budaya Aceh menjadi sebuah legalitas.

"Dalam penerapan budaya, perlu aturan dan hukuman bagi yang melanggar. Kalau tidak, semua ini hanya menjadi seruan atau himbauan semata tanpa ada sesuatu yang mengikat," ungkap pria yang terkenal dengan peran Haji Uma di film serial Aceh Eumpang Breueh itu.

Budaya yang diregulasikan tersebut menurutnya, mulai dari pakaian hingga pengguna jargon daerah di kabupaten/kota masing-masing di Aceh.

"Jangan sampai, beda pemerintah beda lagi jargon dan budaya yang berlaku di sana, harus ada satu ketetapan mengenai hal ini," kata Haji Uma.

"Semoga pemerintah di kabupaten/kota tidak seenak menerapkan regulasi yang tidak berbasis budaya. Harus berdasarkan historis masa lalu," tambahnya.

Seminar tersebut diselenggarakan oleh Fakultas Adab dan Humaniora dan dibuka langsung oleh Rektor UIN Ar-Raniry, Prof Warul Walidin.(sm)

Keyword:


Editor :
Makmur Emnur

riset-JSI
Komentar Anda