Beranda / Berita / Aceh / Hairil, Mahasiswa STKIP BBG Jadi Delegasi Terbaik di Ajang Internasional DYS

Hairil, Mahasiswa STKIP BBG Jadi Delegasi Terbaik di Ajang Internasional DYS

Rabu, 16 Desember 2020 20:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Alfi Nora
Hairil (tengah). [IST]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Hairil, mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris STKIP Bina Bangsa Getsempena (BBG) Banda Aceh terpilih sebagai delegasi terbaik pada ajang internasional Digital Youth Summit (DYS) 2020.

Kegiatan itu berlangsung secara virtual pada 11-12 Desember 2020, dari proses seleksi hingga pengumuman delegasi terbaik berlangsung selama kurang lebih satu bulan.

Hairil bersyukur sekali bisa terpilih menjadi salah satu dari tiga delegasi terbaik diantara 150 peserta yang mengikuti kegiatan tersebut. Perlombaan ini dibuka untuk umum dalam lingkup negara-negara di Asia, menurut Hairil mayoritas yang mengikutinya berasal dari Cina, India dan negara lainnya.

“Kemudian diinformasikan melalui email bahwa aku lolos menjadi finalis dari 150 peserta, setelah itu disuruh buat esai sekitar 1000 kata, jadi itu seperti mini riset juga harus dilengkapi referensinya,” ujar Hairil saat dihubungi Dialeksis.com, Rabu (16/12/2020).

Perlombaan ini mengusung tema Sustainable Development Goals (SDGs) yang menjadi tujuan utama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Kemudian terbagi dalam tiga program diantaranya, program Gender Equality, Education dan Partnership.

“Saya mengambil tentang gender equality, di situ saya lolos menjadi salah satu dari 150 peserta, dari jumlah tersebut nantinya akan mempresentasikan esai atau mini riset, penilaiannya juga dikhususkan kepada juri-juri yang memang pakar dari gender equality,” kata Hairil.

Sebelum capaian delegasi terbaik ini, ia juga sering menjuarai lomba debat tingkat provinsi dan nasional, bahkan baru-baru ini dirinya juga pernah diundang sebagai juri lomba debat secara daring.

“Nggak pernah menyangka sebelumnya, di debat-debat tingkat nasional itu yang ikutnya peserta-peserta dari kampus ternama seperti dari UI, UMSU dll,” ucapnya.

Selama perlombaan berlangsung, Hairil juga ikut meminta arahan kepada dosen-dosennya serta menanyakan ide-ide kreatif. Selain itu, dirinya juga mengalami kesulitan seperti dalam menghadapi sikap teman-temanya.

“Saya merasa tidak enak dengan teman satu kelompok, karena kami kerjanya bareng-bareng, sebenarnya kami kurang mengerti juga bagaimana mekanisme babak akhir dari perlombaan ini, kami berpikir dari awal itu, kelompok nanti yang bakal menang, padahal bukan” ujarnya.

Pasalnya, kelompok yang memilih terkait gender equality berjumlah 60 orang lebih dan ternyata hanya dipilih satu orang terbaik, sehingga dirinya merasa tidak enakan dengan teman kelompoknya.

“Sama-sama kerja kok hanya saya yang dipilih 1 orang saja, ada juga beberapa yang julit, mungkin merasa kalau dia lebih bagus, lebih pantas, dan transparan mereka dibicarakan di grup,” ucapnya.

Hairil berharap, dengan pencapaian ini bisa menjadi batu loncatan untuk menjadi lebih baik lagi dan tidak merasa cepat puas dengan pencapaian ini,” harapnya.


Keyword:


Editor :
Sara Masroni

riset-JSI
Komentar Anda