Guru Besar UIN Ar Raniry Minta Warga Jangan Anggap Tabu Pendidikan Seks
Font: Ukuran: - +
Reporter : Akhyar
Prof Yusny Saby Ph.D. [Foto: Ist.]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Prof Yusny Saby mengatakan, masyarakat Aceh untuk saat ini masih belum siap menerima pendidikan seks (sex education) secara massal dan terbuka.
Hal itu ia katakan, karena pendidikan seks kepada anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan masih sangat jarang dan langka ditemui. Bahkan, kata dia, pendidikan seks kepada si anak dianggap tabu oleh sekelompok orang.
Padahal, jelas dia, tidak boleh beranggapan bahwa pendidikan seks itu tidak penting. Prof Yusny mengatakan, seharusnya orangtua dari si anak harus menjadi guru utama dalam memberikan pemahaman dan arahan kepada anaknya berkaitan dengan pentingnya edukasi seksual.
“Sehingga anak-anak kita ini nantinya bisa waspada lebih awal. Terutama sekali kepada anak-anak perempuan yang memang rawan menjadi korban pemerkosaan,” kata Prof Yusny saat dihubungi Dialeksis.com, Selasa (27/4/2021).
Prof Yusny menegaskan, di saat seorang anak perempuan menstruasi pada kali pertama, si anak ini harus segera diberi pemahaman tentang kemungkinan bermacam-macam yang bisa terjadi kepada dirinya.
Oleh karena itu, Prof Yusny kembali menegaskan bahwa pendidikan seks pada anak-anak di usia sedini mungkin sangatlah penting dalam membuka lanskap wawasan si anak menuju ke arah jalan yang benar.
Apalagi, kata dia, dengan peristiwa-peristiwa kasus pemerkosaan, pelecehan, dan sejenisnya yang terjadi belakang ini. Maka, sangat dianjurkan mengajari si anak supaya besarnya nanti tidak menjadi korban rudapaksa atau menodai dirinya dengan melakukan kejahatan biadab seperti itu.
“Tapi, perlu dipahami, pendidikan seks ini harus dilakukan dengan cara-cara yang santun, penuh etika, dan cara-cara yang menyentuh hati si anak. Serta menjadikan masalah edukasi seksual ini sebagai masalah keluarga,” pungkas Prof Yusny yang juga Ketua Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Aceh.[AH]