kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Gula Mulai Diangkut ke Aceh, Krisis Gula Akan Teratasi

Gula Mulai Diangkut ke Aceh, Krisis Gula Akan Teratasi

Sabtu, 28 Maret 2020 19:19 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sejumlah truk barang kembali berani mengangkut gula milik pedagang Aceh yang berada di Medan untuk dipasok ke Serambi Mekkah, setelah adanya koordinasi antara Polda Aceh dengan Polda Sumatera Utara (Sumut). 

Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Kadin Aceh Bidang Perdagangan, H Ramli, kepada Serambi, Jumat (27/3/2020). “Kondisi itu terjadi setelah adanya koordinasi antara Polda Aceh dan Polda Sumut. Pihak Polda Sumut juga sudah mempersilakan angkutan untuk membawa gula ke Aceh,” jelasnya.

Diungkapkan Ramli, pihak Pihak Polda Sumut sebenarnya tidak pernah melarang gula milik pedagang dibawa ke Aceh. Bahkan Tim Satgas Pangan Sumut hanya menyatakan, stok dan harga kebutuhan pokok selama darurat pencegahan covid-19 perlu dijaga dan dikendalikan. Mereka tidak pernah melarang gula pasir di Sumut diedar ke luar Sumut. 

Setelah ada penegasan dari pihak Satgas Polda Sumut, kata Ramli, baru truk-truk barang di Medan mau menerima order angkut gula. “Habis shalat Jumat, truk angkutan barang mulai mengangkut kembali gula pasir milik pedagang Aceh di Medan untuk dibawa ke Aceh,” ujarnya. 

Ia nenambahkan, sementara ini harga gula akan dipertahankan Rp 18.000/kg, setelah masuk gula impor baru harganya akan diturunkan. Alasannya, harga tebus di Medan juga sudah di atas Rp 16.200/kg, ditambah ongkos angkut Rp 300/kg. 

Sementara itu, Asisten II Setda Aceh, HT Ahmad Dadek mengatakan, surat Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah yang dikirimkan kepada Menteri Perdagngan tanggal 24 Maret 2020 lalu, terkait tingginya harga gula di Aceh dan permintaan impor gula sebanyak 4.000 ton/bulan sudah direspon.

Untuk tahapa awal, pihak Kemendag akan membantu gula pasir sebanyak 20 ton, dan akan dilanjutkan dengan tahap berikutnya. Sedangkan mengenai permohonan impor gula untuk pemenuhan kebutuhan jangka menengah dan panjang, informasinya sudah di teken Mendag, tapi belum dikirim kepada Pemerintah Aceh melalui Disperindag Aceh. 

Kepada pedagang yang sudah menerima kiriman gula, Dadek berharap bisa menurunkan jual eceran. Apalagi harga tebus di Medan cuma berkisar Rp 16.200/kg.

Sementara Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Aceh, Muslem Yacob mengatakan, pihaknya kembali mengirim surat ke Kemendag untuk mempertanyakan izin impor gula pasir yang dikeluarkan kepada siapa. “Informasi itu perlu diketahui Disperindag, untuk pemantauan dan pengawasan pasokan gula tersebut,” jelasnya. 

Dia berharap gula impor kuota Aceh, tidak masuk lewat Pelabuhan Belawan, Sumut, tapi melalui pelabuhan yang ada di Aceh, seperti Krueng Geukuh, Lhokseumawe atau Pelabuhan Malahayati, Krueng Raya, Aceh Besar.

Solusi permamen kelangkaan gula di Aceh, kata Muslem, adalah dengan mengimpor. Pasalnya pabrik gula yang ada belum mampu memenuhi kebutuhan gula nasional, makanya diperlukan kebijakan impor. 

Pelabuhan Bebas Sabang, kata Muslem Yacob, harusnya bisa dijadikan pelabuhan transit gula pasir dari luar oleh importir gula nasional, yang mau diimpor ke Aceh dan daerah lainnya. “Alasannya, pada saat terjadi kelangkaan gula pasir di dalam negeri, bisa dipasok langsung dari Sabang, dan jaraknya sudah dekat, setelah Mendag memberikan kuota izin impor,” pungkasnya.(Serambi news) 

Keyword:


Editor :
Redaksi

Berita Terkait
    riset-JSI
    Komentar Anda