Gubernur Buka Penganugerahan Duta GenRe Aceh Tahun 2022, Ini Harapannya
Font: Ukuran: - +
Staf Ahli Gubernur Aceh Bidang Keistimewaan Aceh, Sumberdaya Manusia dan Hubungan Kerjasama, Iskandar Syukri, bersama Ketua TP- PKK Aceh, Dyah Erti Idawati menabuh rapai saat membuka Malam Puncak Penganugerahan Duta Generasi Berencana (GenRe) Aceh tahun 2022, yang diselenggarakan oleh BKKBN perwakilan Aceh, di Hotel Hermes Palace, Banda Aceh, Sabtu (5/2/2022) malam. [Foto: Humas Aceh]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Gubernur Aceh yang diwakili Staf Ahli Gubernur Aceh Bidang Keistimewaan Aceh, Sumberdaya Manusia dan Hubungan Kerjasama, Iskandar Syukri, membuka Malam Puncak Penganugerahan Duta Generasi Berencana (GenRe) Aceh tahun 2022, yang diselenggarakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) perwakilan Aceh, di hotel Hermes Palace, Sabtu (5/2/2022) malam.
Malam puncak apresiasi itu ditandai dengan penabuhan rapai oleh Staf Ahli Gubernur Iskandar Syukri, Bunda GenRe Aceh Dyah Erti Idawati, Direktur Pemaduan Kebijakan dan Pengendalian Penduduk Mila Rahmawati, dan Kepala Perwakilan BKKBN Perwakilan Aceh Sahidal Kastri, sebagai bentuk peresmian dari kegiatan tersebut.
Dalam sambutan Gubernur yang dibacakan Iskandar Syukri, mengatakan, pembangunan keluarga merupakan hal penting dan menjadi prioritas bagi pemerintah Aceh.
Sebab, melalui pembangunan keluarga yang baik, maka akan membentuk ketahanan keluarga yang kuat dan sehat dan itulah yang nantinya akan mendukung serta menjadi modal dalam mencapai yang dicita-citakan.
“Saya harap melalui kegiatan Pemilihan Duta Generasi Berencana (Genre) ini, mereka akan mampu memberi kontribusi dalam pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) serta dapat mengembangkan potensi para remaja lain dan mampu menjadi role model untuk teman sebaya,” kata Iskandar dalam sambutannya.
Selain itu, ia menambahkan, Duta Genre, juga diharapkan turut berkontribusi pada peran penting lainnya yang berkaitan dengan pembangunan keluarga di Aceh, yaitu promosi kesehatan keluarga, pentingnya pembatasan dan jarak dalam kelahiran, dengan tujuan membentuk generasi yang kuat, sehat dan terencana.
Iskandar menambahkan, upaya- upaya pembangunan keluarga telah banyak dilakukan pemerintah, diantaranya; program penurunan angka stunting, program pembangunan ekonomi melalui penguatan UMKM, program beasiswa bagi para pemuda, dan program pembangunan perumahan sehat dan layak huni juga menjadi bagian penting yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Aceh.
Karena, menurut Iskandar rumah layak huni merupakan sarana penting dalam pembentukan keluarga yang sehat serta mampu mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Selain rumah sehat dan layak huni, hal terpenting lainya bagi pembangunan keluarga sehat adalah pendidikan, dan untuk itu, melalui anggaran pemerintah, ribuan beasiswa bagi para pemuda untuk kuliah di dalam dan luar negeri telah di luncurkan pemerintah Aceh. Semua itu dimaksudkan untuk pengembangan SDM Aceh, terutama para generasi muda,” katanya.
=Sementara itu, Bunda GenRe Aceh, Dyah Erti Idawati, mengatakan keberadaan Duta GenRe menjadi penting, karena melalui mereka dapat mempromosikan keluarga sehat dan terencana, dalam membina keluarga dan rumah tangga.
“Untuk itu, kepada setiap peserta dan Duta GenRe yang nantinya terpilih, harapan saya, hendaknya dapat menjadi teladan dalam membangun keluarga yang terencana, yakni menikah pada usia matang, serta memiliki kecakapan intelektual, agama, dan juga faktor penting lainnya dalam membangun sebuah rumah tangga,” kata Dyah.
Dyah menegaskan, Duta GenRe bukan hanya sekedar menjadi duta semata, namun jauh daripada itu, mereka yang terpilih harus dapat menjadi contoh bagi remaja lainnya yang akan menyusun dan merencanakan dalam membangun rumah tangganya.
Ketua TP PKK Aceh yang juga dipercaya sebagai salah satu dewan juri itu menerangkan, edukasi terkait perencanaan dalam membangun rumah tangga sangat penting untuk terus dipromosikan.
Sebab, usia matang dalam membangun rumah tangga sangat penting dan berpengaruh besar dalam membingkai dan membina rumah tangga, karena akibat usia pernikahan yang kurang matang, yakni umur usia menikah belum cukup, akan mengakibatkan sejumlah masalah, seperti bayi lahir dalam keadaan stunting, psikologi orang tua yang terganggu, dan dampak buruk lainnya.
“Padahal, hal ini sebenarnya dapat di cegah, salah satunya dengan merencanakan perkawinan dengan baik di usia yang sudah matang. Sehingga mereka yang menikah di usia yang cukup diharapkan mampu melahirkan generasi emas yang sehat dan kuat,” kata Dyah. [HA]