kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Gubernur Aceh: TPID Perlu Lakukan Mitigasi Inflasi

Gubernur Aceh: TPID Perlu Lakukan Mitigasi Inflasi

Kamis, 12 November 2020 17:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Aceh Teuku Ahmad Dadek bersama Kepala Bank Indonesia Perwakilan Aceh, Achris Sarwani memberikan arahan pada rapat dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) secara virtual yang diikuti oleh para Bupati/Walikota, Kepala Perwakilan BI Kab/Kota dan BPS Provinsi dan kab/kota, dari Gedung P2K Aceh, Banda Aceh, Kamis (12/11/2020). [Foto: Humas Aceh]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Gubernur Aceh Nova Iriansyah, menyebutkan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) perlu melakukan upaya antisipasi atau mitigasi inflasi di Aceh. Hal itu penting demi mengendalikan laju inflasi di Aceh.

Nova menyebutkan, melihat perkembangan inflasi terkini dan beberapa indikator harga bahan pokok di Aceh, inflasi pada November 2020 diperkirakan akan mengalami peningkatan. Sebagai mitigasi, Nova meminta agar TPID Aceh melakukan peningkatkan kualitas koordinasi antar instansi terkait dalam menjalankan program kerja tahun 2020 sesuai dengan timeline yang telah ditetapkan.

“Lakukan pemantauan stok dan produksi komoditas bahan makanan, khususnya komoditas pertanian, perikanan, dan peternakan secara disiplin setiap bulan,” kata Nova dalam meeting TPID se Aceh yang digelar melalui video conference, Kamis, (12/11/2020).

Meeting itu digelar guna mendiskusikan dan mencari solusi pengendalian inflasi di Aceh menjelang akhir tahun 2020, serta membahas tindak lanjut rencana pembentukan BUMD Pangan. Hadir dalam meeting itu Kepala Bank Indonesia perwakilan Aceh Achris Sarwani, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Aceh T. Ahmad Dadek, Kepala Biro Ekonomi Amirullah serta Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh Muhammad Iswanto. Sementara undangan lainnya mengikuti secara virtual.

“Saya berharap pertemuan ini berjalan efektif, sehingga upaya kita mengendalikan inflasi berjalan sesuai rencana,” kata Gubernur Aceh Nova Iriansyah.

Selain itu, Nova juga meminta agar kelancaran distribusi barang ke masyarakat melalui Toko Tani Indonesia untuk ditingkatkan dan melakukan upaya pencegahan praktik penimbunan bahan pangan melalui kerja sama TPID dengan Satgas Pangan.

“Terus dorong peningkatan stok untuk menjaga ekspektasi pasar dengan optimalisasi program Sistem Resi Gudang atau SRG,” kata Nova.

Nova menyebutkan, peran Pemerintah dan Perum Badan Usaha Logistik (BULOG) sebagai penyangga stok pangan, menjadi sangat penting dalam menjaga stabilitas harga. Karenanya koordinasi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Bank Indonesia, Bulog, Kepolisian serta pihak terkait lainnya sangat penting.

“Bentuk sinergi dan koordinasi ini tercermin dari adanya Tim Pengendalian Inflasi Daerah dan Satgas Pangan yang merupakan wadah koordinasi,” ujar Nova.

Dalam rangka menjaga ketersediaan dan keterjangkauan harga dan peningkatan ketahanan pangan untuk mendukung percepatan penanganan dampak covid-19 , pemerintah Aceh telah mencanangkan Gerakan Aceh Mandiri Pangan atau Gampang.

Selain itu, pemerintah juga telah membahas pembentukan BUMD Pangan yang diharapkan dapat memutus mata rantai permainan tengkulak yang dapat merugikan para petani serta mengatasi masalah fluktuasi harga pangan.

Sementara itu Kepala Bank Indonesia Perwakilan Aceh, Achris Sarwani, menyebutkan laju inflasi Aceh berada pada jalur yang tepat atau sudah on the track. Di mana, laju inflasi Aceh triwulan ke tiga sebesar 1,82 persen, meningkat dari triwulan sebelumnya sebesar 1,36 persen.

“Inflasi kita rendah. Kenaikan harga di Aceh juga berada dalam koridor yang wajar,” kata Achris Sarwani. Selain itu, kata dia, saat ini Aceh juga surplus beras. []

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda